PALU, MERCUSUAR – Bencana yang melanda Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong (PADAGIMO) dipenghujung September 2018, mulai berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng mencatat pada Februari 2019, tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,54 persen atau 54,843 orang mengalami kenaikan 4,7 ribu dibanding tahun lalu.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sulteng, Moh Wahyu Yulianto dalam jumpa pers di kantornya, Senin (6/5/2019) mengungkapkan penduduk yang bekerja pada Februari 2019 sebanyak 1,493,796 orang, turun sebanyak 26,5 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu. Beberapa hal yang menyebabkan kondisi turunnya tenaga kerja adalah adanya dampak bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2018.
“Bencana alam ini berdampak pada hancurnya infrastruktur yang tentunya berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 54,843 orang, mengalami kenaikan sekitar 4,7 ribu orang dibanding setahun lalu,” tuturnya.
Wahyu menjelaskan, lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 574,465 orang (38,46 persen), disusul perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebanyak 229,642 orang (15,37 persen), industry pengolahan 154,446 orang (10,34 persen) dan Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebanyak 126,728 orang (8,48 persen) dan pada sektor konstruksi (6,25 persen).
Dilihat dari tren sectoral, selama Februari 2018 – Februari 2019, kategori lapangan usaha yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah sektor konstruksi (1,38 persen, industri pengolahan (1,06 persen), perdagangan besar dan eceran (0,46 persen) . HAI