UKM di Hutan Kota Gulung Tikar

PALU, MERCUSUAR – Sejumlah cafe di Hutan Kota Palu banyak yang harus gulir tikar. Tidak berbeda jauh dengan saat ini, walaupun status PPKM telah dicabut, puluhan cafe di Hutan Kota terlihat sudah tidak beriperasi lagi karena tidak mampu bertahan dengan kondisi Hutan Kota yang sepi.

Hutan Kota saat ini, tidak lagi ramai seperti awal dibuka, apalagi muncul pusat jajanan baru seperti di daerah Hunian Tetap (Huntap) di Kelurahan Duyu, dan sejumlah cafe di pinggir pantai yang kini kembali buka di. 

Salah satu pemilik cafe di Hutan Kota, Ahmad mengatakan, para pelaku usaha di Hutan Kota kini terpuruk dan kurang perhatian oleh Pemerintah Kota (Pemkot) sekarang. Apalagi status Hutan Kota yang kini kembali diserahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov).

“Disini yang ramai hanya malam Minggu saja, hari-hari biasa syukur kalau ada pemasukan Rp100ribu,” ujarnya.

Ahmad menjelaskan, seluruh pemilik cafe di Hutan Kota ini sebagian besar adalah penyintas korban bencana 28 September 2018 lalu yang bertahan hidup dengan melanjutkan usaha cafe pada saat di Pantai Talise sebelum bencana.

Mereka berharap kepada Pemkot Palu untuk memperhatikan nasib Hutan Kota dengan kembali menghadirkan berbagai event dan meramaikan kembali Hutan Kota seperti pada saat sebelum Covid-19 terjadi.

Apalagi pemilik cafe yang kini gulung tikar terpaksa harus tutup padahal telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membangun cafe secara swadaya di lahan yang bukan milik pribadi.

” Harapan saya supaya Kita di sini bisa berkembang tapi harus ada dukungan dari pemerintah, kemudian kami mendapatkan bantuan berupa apa yang kami butuhkan di cafe kami”, katanya. CR1

Pos terkait