GNRM Kolaborasi Dengan Untad, Berbagi Inovasi Rumput Laut di Tengah Pandemi COVID-19

GNRM-b691a71e

DONGGALA, MERCUSUAR – Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), merupakan sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk mewujudkan Desa Wirausaha Rumput Laut, sebagai benteng pandemi COVID-19 mendukung penguatan inovasi maritim dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, menciptakan keadaan yang serba tidak menentu, sehingga terjadi kebingungan, ketidakpastian dan keadaan darurat, yang diakibatkan oleh virus yang menyebar ke seluruh penjuru.

Masyarakat menghadapi berbagai kendala dari berbagai aspek kehidupan, ketidakpastian dalam mengetahui kapan wabah akan berakhir, membuat banyak golongan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah, bingung memikirkan nasib mereka. Kehidupan  yang  terus berjalan tanpa adanya kepastian mata  pencaharian,  membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Kondisi serupa juga terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah, di mana  Keterpurukan ekonomi juga melanda masyarakat, sebagian besar yang menggantungkan hidupnya hasil alam termasuk rumput laut. Hal ini diperparah dengan permintaan rumput laut kering berkurang, sehingga banyak rumput laut kering masih menjadi stok sampai sekarang.

Pandemi COVID-19 masih menjadi masalah bersama bagi warga dunia, yang mengakibatkan terganggunya mobilitas, termasuk distribusi barang dan jasa. Tidak hanya di kota-kota besar, daerah penghasil yang merupakan hulu telah merasakan dampak akibat terganggunya distribusi produk, sehingga penetrasi produk yang dihasilkan oleh pembudidaya ke pasar menjadi terganggu. Hasil produksi rumput laut, tidak terserap oleh pasar, sehingga mengakibatkan pembudidaya merugi, dan mengganggu mental produktif bagi individu pembudidaya.

Kondisi terganggunya ekonomi dan mental produktif untuk melanjutkan usaha budidaya rumput laut, tidak boleh dibiarkan terus berlanjut dan berkepanjangan. Individu penopang ekonomi bangsa perlu mendapat trigger motivasi, untuk melanjutkan gairah juang dalam membangun wirausaha di daerahnya.

Untuk itu GNRM hadir mendukung penguatan inovasi maritim dalam mewujudkan kedaulatan pangan, termasuk di Sulteng. Di wilayah Sulteng, GNRM bermitra dengan Universitas Tadulako, khususnya Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan).

Kehadiran GNRM disambut baik oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP dan Dekan Fapetkan Untad, Dr. Ir. Rusdin, MP. yang menitipkan pelaksanaan kegiatan GNRM, agar dikelola dengan baik bagi masyarakat sasaran. GNRM di Untad dilaksanakan oleh Tim Pelaksana yang terdiri dari dosen Akuakultur Untad, yaitu Dr. Ir. Zakirah Raihani Ya’la, M.Si., IPM, sebagai ketua; kemudian Dr. Ir. Dwi Sulistiawati, MP;  Dr. Ir. Nasmia, MP., IPM; dan Dr. Akbar Marzuki Tahya, S.Pi., M.Si, serbagai anggota, beserta dukungan dosen dan mahasiswa.

Wilayah Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, yang menjadi salah satu daerah sentra budidaya rumput laut, yang memiliki potensi besar dan dipersiapkan sebagai salah satu daerah penyangga ibu kota Negara, menjadi salah satu kawasan sasaran program. Kawasan Banawa Selatan dinilai harus beradaptasi, serta sigap menangkap peluang, dalam perkembangan kawasan ekonomi di kawasan strategis tersebut.

Melalui GNRM, tim Untad mengambil peran dalam mewujudkan semangat berinovasi menciptakan produk wirausaha rumput laut. Diketuai oleh Dr. Ir. Zakirah Raihani Ya’la, M.Si., IPM, yang merupakan inisiator inovasi produk rumput laut dan secara khusus mendedikasikan waktu menekuni bidang makro alga komersial ini, serta berbekal pengalaman riset yang terdokumentasi dalam berbagai jurnal ilmiah, Dosen Akuakultur Untad pemilik berbagai hak cipta bidang rumput laut ini, terus berupaya menumbuhkembangkan semangat berkarya masyarakat pesisir di tengah pandemi.

Sinergitas sivitas akademika dalam mewujudkan kegiatan GNRM UNTAD terjalin dengan baik, Dr. Ir. Dwi Sulistiawati, MP banyak terlibat dalam mengarahkan kegiatan bersama mahasiswa Akuakultur di lapangan. Dosen Peternakan Untad dan sekaligus Ketua Institusional Support System (ISS) Program Kompetisi-Kampus Merdeka (PK-KM) itu, secara langsung memberikan motivasi kepada masyarakat pembudidaya, untuk memajukan Desa Lalombi dan Surumana.

Dalam sambutannya, Dr. Dwi, yang juga sebagai Koordinator PUSDIT-EPMP pada LPPMP Untad menyampaikan, melalui produk-produk rumput laut hasil budidaya sendiri, masyarakat dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan cara berdikari dalam mengolah hasil.  

“Berkegiatan di tengah pandemi dan pembatasan sosial saat ini tentunya tidak mudah. Diperlukan gagasan yang lebih dinamis dan fleksibel, agar penyampaian inovasi teknologi rumput laut terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Kegiatan GNRM Untad di kawasan Banawa Selatan, dibuka oleh Camat Banawa Selatan, Hikmah Lassa, 18 – 19 September 2021. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring. Adapun tim dosen yang bergabung secara daring, di antaranya Dr. Ir. Nasmia, MP., IPM yang merupakan peneliti dan pengabdi bidang rumput laut selama kurun waktu 10 tahun, serta Dr. Akbar Marzuki Tahya, S.Pi., M.Si, yang merupakan Koordinator Program Studi Akuakultur Fapetkan Untad. Keduanya secara bersama memfasilitasi penyampaian materi, beserta dosen dan mahasiswa lainnya, turut serta secara virtual, agar protokol kesehatan tetap terjaga.

Sekertaris Kecamatan Banawa Selatan, Nurhayati, bersama masyarakat Desa Lalombi dan Desa Surumana, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, menyambut baik dan sangat antusias dalam demonstrasi produk-produk olahan rumput laut. Turut hadir dalam kegiatan demonstrasi sebagai fasilitator, Dr. Andi Heryanti Rukka, S.Pi., M.Si, yang merupakan dosen pembina kemahasiswaan.  Melalui penjaringan aspirasi dalam diskusi bersama peserta dan tokoh masyarakat, mereka berharap kegiatan-kegiatan serupa dapat terus berkesinambungan dalam memberikan motivasi di tengah pandemi.

Kegiatan sosialisasi dan diseminasi produk rumput laut ini juga terselenggara atas dukungan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK); Forum Rektor Indonesia (FRI); dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam rangka mewujudkan Gerakan Indonesia Melayani, Bersih, Tertib, Mandiri, dan Bersatu. JEF

Pos terkait