Jelajah Kota Tua Donggala: Menapak Jejak Sejarah Kota Niaga

DONGGALA, MERCUSUAR — Puluhan peserta dari berbagai kalangan, yakni pelajar, mahasiswa, guru, komunitas budaya, dan pegiat sejarah, ambil bagian dalam kegiatan “Jelajah Kota Tua Donggala”, sebuah tur sejarah yang digagas untuk menelusuri jejak kejayaan masa lampau di kawasan pelabuhan lama Donggala.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh pegiat sejarah dan budaya Donggala, Andrifal I.A. Latomaria, dengan dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Sulawesi Tengah–Sulawesi Barat melalui program Fasilitasi Pemuja Kebudayaan (FPK) tahap II tahun 2025.

“Jelajah Kota Tua” ini dimulai pada Sabtu (25/10/2025), dengan titik kumpul di Kelurahan Boya, Pelabuhan Lama Donggala, tepatnya di Sekretariat Donggala Heritage.

Peserta dipandu oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Donggala, Zulkifli Pagessa dan Jamrin Abubakar, mengunjungi sejumlah titik bersejarah, antara lain Toko Tenghieng, PPKD, KPM, Sekolah Cina, Souraja, kawasan Kota Tua, hingga Douane/Bea Cukai Pelabuhan Lama Donggala, dan berakhir kembali di sekretariat Donggala Heritage. Di sepanjang rute ini, para peserta diajak mendengarkan kisah tentang masa kejayaan Donggala sebagai pelabuhan penting di pesisir barat Sulawesi Tengah.

Pelaksana kegiatan, Andrifal I.A. Latomaria mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan kesadaran publik terhadap nilai-nilai sejarah yang terkandung di setiap sudut Kota Tua Donggala.

“Kami ingin mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengenal kembali sejarah kotanya sendiri. Bangunan tua dan pelabuhan lama ini bukan sekadar peninggalan, tapi juga penanda identitas dan perjalanan peradaban Donggala,” ujarnya.

Peserta kegiatan terdiri dari berbagai lembaga pendidikan dan komunitas, antara lain SMK Negeri 1 dan 2 Banawa, SMA Negeri 1 Banawa, Madrasah Aliyah Alkhairaat Maleni, SMP Negeri 1 dan 2 Banawa, serta perwakilan dari Universitas Tadulako, UIN Datokarama Palu, dan Donggala Heritage. Turut hadir pula Forum TBM Donggala, Bengkel Sandiwara Donggala, Sanggar Seni To Banava, Ikatan Mahasiswa Banawa (IMAWA), dan sejumlah jurnalis dari media lokal seperti TVRI Sulteng, Radar Palu, dan Tribun Palu.

Selain itu, beberapa akademisi dan pegiat budaya juga hadir, seperti Wilman Darsono (Dosen Sejarah Untad), Moh. Sairin (Dosen Sejarah UIN), Hendra (Dosen Antropologi Untad), dan pegiat budaya Jefrianto.

Melalui kegiatan ini, Andrifal berharap lahir kesadaran kolektif untuk menjaga bangunan dan kawasan tua yang menjadi saksi sejarah masa kolonial dan perdagangan di Teluk Tomini.

“Sejarah Kota Tua Donggala bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga aset penting untuk masa depan,” tambah Andrifal.

Kegiatan “Jelajah Kota Tua Donggala” diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran sejarah di daerah pesisir barat Sulawesi Tengah, sekaligus memperkuat posisi Donggala sebagai ruang hidup kebudayaan yang terus berdenyut di antara laut, pelabuhan, dan ingatan warganya. JEF

Pos terkait