DONGGALA, MERCUSUAR – Organisasi Pencinta Alam (OPA) Lombonga bekerjasama dengan Buletin Syajaratun, melaksanakan pelatihan menulis, 9 – 11 April 2021, di Desa Lombonga. Pelatihan yang diikuti anak muda di Desa Lombonga ini, mengambil tema Merawat Memori Kebencanaan, Mewujudkan Mitigasi Mandiri.
Ketua OPA Lombonga, Filo Firdaus, dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan ini, Jumat (9/4/2021) mengatakan, wilayah Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Pantai Barat, Kabupaten Donggala, merupakan salah satu wilayah rawan bencana. Mengutip Jefrianto dalam artikelnya berjudul Gempa Donggala di Masa Kolonial, FIlo menyebut, pada masa kolonial, wilayah Donggala telah berulang kali dilanda bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami, seperti gempa bumi dan tsunami 1927 dan 1938.
Selain kedua bencana tersebut, pasca kemerdekaan, wilayah Donggala yang menjadi kabupaten sejak 1952, juga berulang kali dilanda bencana gempa dan tsunami. Pertama, gempa bumi dan tsunami yang melanda Dusun Mapaga, Desa Labean, Kecamatan Balaesang, pada 15 Agustus 1968, gempa dan tsunami yang melanda wilayah Tonggolobibi, Kecamatan Sojol, 1 Januari 1996, serta gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Donggala, serta pesisir pantai barat Kabupaten Donggala, 28 September 2018.
Peristiwa kebencanaan ini kata dia, tentunya meninggalkan memori yang membekas di ingatan para penyintasnya, yang membentuk kewaspadaan dini para penyintas, terhadap peristiwa bencana berikutnya. Hal ini kata dia, yang mendasari OPA Lombonga bersama Buletin Syajaratun, merasa perlu untuk melaksanakan pelatihan menulis ini, untuk mendokumentasikan memori-memori kebencanaan ini, menjadi tulisan yang akan menjadi pengingat, untuk membentuk kewaspadaan dini di masyarakat.
Sementara itu, Kepala Desa Lombonga, Akbar Labosa, diwakili Sekretaris Desa Lombonga, Saleh, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dilaksanakannya pelatihan ini, sebagai sarana untuk mendokumentasikan memori kebencanaan yang ada di Desa Lombonga, untuk menjadi bagian dari mitigasi bencana bagi masyarakat ke depannya. Pihaknya berharap, hasil dari pelatihan ini dapat menjadi arsip bagi desa, sebagai bagian dari upaya mitigasi kebencanaan. JEF