DONGGALA, MERCUSUAR – Komunitas anak muda di Desa Toaya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, yang berhimpun dalam Institut Tana Sanggamu, beberapa waktu lalu menggelar diskusi bersama warga. Diskusi ini, untuk merancang sebuah kegiatan menghijaukan kembali bantaran sungai, yang melintasi desa mereka.
Mereka mengajak warga untuk turut memelihara pohon yang ditanam, dengan konsep adopsi pohon. Ade Nuriadin, penggagas kegiatan itu mengatakan, konsep adopsi pohon mengajak setiap orang yang terlibat, untuk bertanggungjawab memelihara pohon yang ditanam.
Diskusi dilakukan di balai pertemuan Desa Toaya, di mana para warga dibantu oleh Dr. Nur Sangadji, bersama beberapa akademisi dari Universitas Tadulako (Untad). Penghijauan ini dirancang dengan menanam pohon yang memiliki manfaat ekonomi, sekaligus cocok dengan kondisi lahan yang berpasir di sepanjang bantaran sungai.
Ade Nuriadin dari Institut Tana Sanggamu menjelaskan, adopsi pohon merupakan program reboisasi pada daerah-daerah berpotensi terdampak parah, saat terjadi bencana seperti tsunami, banjir, dan longsor di Desa Toaya. Program Adopsi Pohon menurutnya, untuk mendorong masyarakat terlibat aktif sebagai orang tua bagi pohon yang ditanam. Orang tua adopsi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk ikut terlibat dalam penanaman, menjaga, dan merawat pohon hingga tumbuh dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa.
“Menanam pohon di tanah berpasir tidak mudah. Kita memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk melakukannya. Salah satu caranya adalah menggunakan pupuk organik untuk menggemburkan tanahnya terlebih dahulu.” kata Ade Nuriadin.
Wilayah bantaran sungai Toaya memang memerlukan penghijauan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di masa mendatang, mengingat hutan di kawasan hulu sungai sudah mulai rusak akibat aktifitas penebangan yang dilakukan terus menerus.
Sistem adopsi pohon ditawarkan agar ada keterlibatan terus menerus dari masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan memelihara pohon yang akan ditanam. Berkaca dari pengalaman di wilayah lain, biasanya program penghijauan gagal, karena tidak ada keterlibatan warga dalam merawat pohon yang sudah di tanam. Selain itu, banyaknya ternak yang dipelihara dengan cara dilepas, juga menjadi tantangan tersendiri.
Data Kecamatan Sindue Dalam Angka tahun 2018 menyebutkan, jumlah kambing di desa Sindue sebanyak 300 ekor dan sapi 225 ekor. Jika pohon yang ditanam tidak dijaga dengan baik maka kemungkinan tumbuhnya menjadi kecil.
Rencana adopsi pohon menurut Ade, dilakukan dengan menyiapkan jenis pohon yang memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, di antaranya tanaman jeruk dan durian, serta bambu.
Namun secara umum, adopsi pohon bertujuan menghijaukan lahan-lahan yang memiliki potensi menyebabkan bencana seperti wilayah pinggiran sungai yang mulai gersang. Selain itu penanaman pohon ini akan membuat desa Toaya menjadi lebih asri dan sejuk. HID