DONGGALA, MERCUSUAR – Aktifitas belajar mengajar di SMAN 1 Banawa, Donggala terpaksa harus dilaksanakan dalam tenda di lapangan sepak bola Persido Donggala, Kamis (11/20/2018).
Pada hari pertama yang dihadiri beberapa murid itu, belum dilakukan aktifitas belajar seperti biasanya, karena masih dalam tahap pemulihan dampak dari benca alam.
“Kami masih dalam pemulihan dampak dari gempa dengan memberikan ceramah untuk mengembalikan semangat anak-anak,” kata Kepala SMAN 1 Banawa, Donggala Abd. Malik disela kegiatan hari pertama sekolah pasca gempa tsunami itu.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa untuk keaktifan belajar diperkirakan baru dapat terlaksana pada awal November 2018 menunggu tersedianya tenda dari Kemendikbud untuk menampung 721 siswa yang terbagai dalam 24 kelas.
Pada saat ini hanya berdiri satu tenda yang idealnya hanya untuk dua kelas. Namun menurutnya satu tenda bisa dibagi menjadi tiga kelas.
“Kalau berdasarkan jumlah, kami minta 24 tenda, tapi paling sedikit 9 tenda. Jadi satu tenda tiga kelas. Idealnya memang satu tenda dua kelas dan guru juga harus punya tenda sendiri,” terangnya.
Sementara kondisi bangunan sekolah tertua di Donggala itu sendiri sudah tidak layak pakai, setelah digoyang gempa 7,4 SR.
“Dari 24 semua ruang kelas, hanya 6 ruang yang bisa berfungsi. Itu pun masih khwatir jika roboh di gedung sebelahnya kalau ada gempa lagi,” ujar Malik.
Adapun agenda hari pertama sekolah, hanya mendata siswa yang masih berada di tempat (tidak keluar daerah), sekaligus memprogramkan kegiatan apa yang selanjutnya dilakukan.
“Ada yang keluar daerah sudah diberikan dispensasi sebagai titipan. Jumlah yang melapor lima atau enam siswa, mereka ada di Kalimantan dan Pasangkayu Sulawesi Barat,” terangnya.
Dalam kegiatan hari pertama itu selain mendata dan memberikan bantuan kepada para siswa juga disampaikan nasihat untuk membangun motivasi psikologis para pelajar agar tidak terlarut dalam suasana sedih dan ketakutan yang berkepanjangan saat menghadapi musibah bencana alam.
Dipihak pelajar dan guru SMAN 1 Banawa, Donggala sendiri tidak terdapat korban jiwa akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Kabupaten Donggala, Kota Palu dan Kabupaten Sigi pada Jumat (28/9/2018) lalu. Korban berupa rumah rusak berat yang dialami 27 siswa dan tiga orang guru. HID