Warga Tompe Inisiasi Penghijauan Pesisirf

PALASA

DONGGALA, MERCUSUAR – Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah akibat gempa bumi dan tsunami pada 28 september 2018 lalu, Sembilan bulan pascabencana, sejumlah warga di desa tersebut bersama pegiat arsitek komunitas, perlahan mulai membenahi kawasan pesisir, menggunakan metode berbasis mitigasi bencana dengan pendekatan lingkungan.

Salah satu metode yang dilakukan, yakni dengan penanaman bibit pohon Butun, atau yang dikenal dengan nama lokal Donggala, sebagai vegetasi peredam rob dan tsunami. Aksi penanaman vegetasi peredam gelombang laut ini, dimulai warga Dusun III Desa Tompe bersama sejumlah pegiat arsitek komunitas, 7 Juli lalu.

Untuk mendapatkan bibit pohon Butun tersebut, warga mengambilnya di pesisir Pantai Parimpi di Dusun Salupene, Desa Lende Ntovea, yang berjarak 3 kilometer dari tempat tinggal mereka, dengan menggunakan perahu. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut anstusias terlibat dalam aksi ini.

Sebanyak 79 bibit pohon Butun, dikumpulkan warga dari lokasi yang menjadi tempat tumbuh liarnya tanaman bernama latin Barringtonia asiatica ini. Penanaman bibit butun di pesisir Dusun III Desa Tompe pun menjadi kegiatan bersama yang edukatif, termasuk bagi anak-anak dan perempuan di lokasi ini.

Warga berharap, bibit-bibit yang ditanam ini, kedepan menjadi pelindung daerah mereka dari ancaman bencana seperti yang pernah terjadi pada 28 September lalu, yang merusak ratusan rumah. Tanaman Butun atau Butu, sebagaiman warga setempat menyebutnya, dipilih untuk ditanam, karena memiliki akar yang kuat dan dapat tumbuh besar, dengan daun dan dahan yang lebat, serta mudah tumbuh, sehingga dinilai cocok sebagai penahan ombak.

Tasman, warga Dusun III Desa Tompe mengatakan, desa mereka saat ini kerap dilanda banjir rob, akibat gempa 28 September 2018 lalu. Vegetasi yang mereka tanam kata dia, diharapkan nantinya dapat meminimalisasi terjangan banjir, juga sebagai pelindung jangka panjang bagi desa, di mana diharapkan vegetasi ini dapat meminimalisir dampak tsunami.

“Kita tanam ini di pesisir sini, supaya nanti jadi hutan dan bisa menahan air laut,” kata Tasman.

Inisiasi vegetasi pesisir ini sendiri kata dia, merupakan bagian dari perencanaan kawasan pascabencana yang partisipatif, untuk mewujudkan permukiman pesisir yang tangguh dan adaptif terhadap bencana, termasuk mengedepankan aspek lingkungan.

Sementara itu, warga Dusun III Desa Tompe lainnya, Rubaya mengatakan, dengan penanaman pohon Butun ini, dirinya berharap pantai di desanya akan kembali hijau. JEF

Pos terkait