Cabut Tarif Impor, AS-China Damai Perang Dagang

WASHINGTON DC, MERCUSUAR – Amerika Serikat (AS) dan China berdamai dalam perang dagang. Kedua negara akan mencabut tarif besar-besaran atas barang satu sama lain selama 90 hari, Rabu (14/5/2025) dini hari waktu setempat.

Pemerintahan Donald Trump dan Xi Jinping sepakat untuk menurunkan tarif yang mereka patong sangat tinggi ke masing-masing secara drastis. Usai pembicaraan di Jenewa, Swiss, akhir pekan kemarin.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sekarang memiliki cetak biru untuk kesepakatan perdagangan. Menurutnya cetak biru ini akan “sangat, sangat kuat” dengan China.

Dokumen itu, kata Trump, akan membuat ekonomi Beijing “terbuka” bagi bisnis AS. Ini menjadi respons terbaru presiden 78 tahun tersebut, dalam sebuah wawancara yang disiarkan Selasa waktu setempat di Fox News.

“Kami memiliki batasan kesepakatan yang sangat, sangat kuat dengan China. Namun, bagian yang paling menarik dari kesepakatan itu adalah keterbukaan China terhadap bisnis AS,” katanya kepada media itu saat berada di Air Force One dalam perjalanan menuju Timur Tengah, mengutip AFP.

“Salah satu hal yang menurut saya paling menarik bagi kami dan juga bagi China adalah bahwa kami mencoba untuk membuka China,” tambahnya.

Trump telah mengeluarkan kebijakan tarif impor yang mengacaukan perdagangan internasional dengan tarifnya yang luas di seluruh ekonomi. China menjadi negara yang paling terpukul atas kebijakan tersebut.

Karena tidak mau mengalah, Beijing menanggapi dengan pungutan balasan yang menyebabkan tarif di kedua belah pihak jauh lebih dari 100%.

Risiko Eskalasi Baru

Setelah miliaran dolar hilang dari ekuitas dan bisnis-bisnis terpuruk, negosiasi akhirnya dimulai pada akhir pekan di Jenewa. Ini untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan tersebut.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, AS setuju untuk menurunkan tarifnya atas barang-barang China hingga 30%. Sementara China akan menurunkan tarifnya sendiri hingga 10%, turun lebih dari 100 poin persentase.

Pengurangan tersebut akan mulai berlaku setelah tengah malam waktu Washington pada Rabu. Fakta ini menjadi sebuah penurunan besar dalam ketegangan perdagangan yang menyebabkan tarif AS atas impor China melonjak hingga 145% dan bahkan setinggi 245% pada beberapa produk.

Meski begitu, sumber risiko eskalasi baru tetap ada. Karena tarif tambahan AS tetap lebih tinggi daripada tarif China. Sebab mencakup pungutan sebesar 20% atas keluhan Trump tentang ekspor bahan kimia China yang digunakan untuk membuat fentanil.

Washington telah lama menuduh China menutup mata terhadap perdagangan fentanil. Pemerintah Presiden Xi Jinping saja terus membantah ini. CNBC/TMU

Pos terkait