VATIKAN, MERCUSUAR – Umat Katolik sedunia menunggu hasil Konklaf pemilihan Paus baru, untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat. Konklaf akan dilaksanakan di Kapel Sistina oleh Dewan Kardinal dari seluruh dunia.
Dilansir dari detikcom, Kamis (24/4/2025), Konklaf akan digelar dengan penjagaan ketat dari Garda Swiss. Semua komunikasi dengan dunia luar akan diputus, termasuk jaringan telepon, internet, hingga media cetak. Selanjutnya, Kapel juga dilengkapi cerobong asap sebagai penanda hasil pemilihan.
Setiap Kardinal mendapat kertas bertuliskan ‘eligo in summum pontificem meum’ (saya memilih Pemimpin tertinggiku) untuk menuliskan nama kandidat pilihan. Lalu, kertas tersebut dimasukkan ke dalam piala khusus dan dihitung. Untuk menang, kandidat harus meraih suara dua pertiga dari total kardinal pemilih.
Selanjutnya, jika tidak ada yang mencapai ambang suara, pemungutan suara diulang. Setelah 30 putaran tanpa hasil, pemilihan akan mengerucut pada dua kandidat teratas, yang keduanya tidak diperkenankan ikut memilih.
Kemudian, asap hitam dari cerobong menandakan belum ada Paus terpilih. Jika suara mayoritas telah diraih, kertas suara dibakar dengan campuran kimia khusus hingga menghasilkan asap putih sebagai tanda terpilihnya Paus baru. Setelahnya, Bel Gereja akan dibunyikan dan seorang Kardinal Diakon akan mengumumkan, “Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam.”
Berikut sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Paus Fransiskus.
1. Pietro Parolin, asal Italia (70 tahun);
2. Luis Antonio Gokim Tagle, asal Filipina (67 tahun);
3. Fridolin Ambongo Besungu, asal Kongo (65 tahun); dan
4. Peter Kodwo Appiah Turkson, asal Ghana (76 tahun).
Sebagai informasi, Vatikan mengumumkan jadwal pemakaman Paus Fransiskus yang akan digelar pada Sabtu (26/4) di alun-alun depan Basilika Santo Petrus. Selain itu, sejumlah pemimpin dunia dan ribuan umat Katolik diperkirakan akan hadir dalam prosesi pemakaman tersebut. DTC