Israel Hancurkan Gereja, Pemimpin Gereja Sedunia Didorong Bela Umat Kristen

Ilustrasi. Umat Kristen sedang melaksanakan ibadah. FOTO: IST.

RAMALAH, MERCUSUAR – Satu-satunya gereja di Gaza dibom Israel. Otoritas Palestina mengutuk keras serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus di Gaza pada Kamis (17/7) serta mendesak pemimpin gereja di seluruh dunia untuk turut bersuara mengecam serangan itu.

Melansir Kantor Berita Antara, Komite Tinggi Kepresidenan untuk urusan Gereja Palestina memandang serangan tersebut sebagai eskalasi yang membahayakan dalam peningkatan serangan yang semakin terang-terangan terhadap tempat ibadah umat Kristen.

“Ini adalah indikasi jelas dari kebijakan penodaan secara sistematis terhadap warga sipil dan rumah ibadah yang melanggar hukum internasional, kesucian agama, atau nilai-nilai dasar kemanusiaan,” menurut komite kepresidenan itu.

Serangan Israel itu menyebabkan wafatnya dua warga Gaza, yaitu Saed Salemeh dan Fumiya Ahmad, yang diketahui merupakan saudara Dr. Maher Ayyad, anggota serta perwakilan komite di Gaza.

Serangan juga menyebabkan 13 korban luka, termasuk Pendeta Paroki Gabriel Romanelli beserta seorang balita berusia 3 tahun dan seorang penyandang disabilitas.

Akibat serangan yang disengaja tersebut, bangunan gereja dan fasilitas di sekitarnya mengalami kerusakan parah.

Komite tersebut turut mengecam kekerasan pemukim Yahudi di kota Kristen Taybeh di timur Ramallah. Dalam beberapa hari terakhir, para pemukim telah menyerbu Gereja St. George dan pemakaman Kristen, serta terlibat dalam aksi intimidasi terhadap warga setempat.

Mengingat terjadinya pelanggaran tersebut, komite gereja Palestina menyerukan supaya para pemimpin gereja dan pemuka agama Kristen di seluruh dunia untuk turut bersuara dan secara terbuka mengecam serangan Israel itu.

Para pemimpin gereja sedunia turut didesak untuk menuntut tanggung jawab pihak penjajah Israel atas serangan berulangnya terhadap gereja dan umat Kristen serta memenuhi kewajiban moral dan spiritual mereka terhadap umat Kristen di Palestina.

Komite menegaskan bahwa diam tak lagi bisa diterima dan doa-doa tak cukup jika tanpa tindakan yang tegas dan berdasar. ANT/TMU

Sumber: ANTARA

Pos terkait