PBB: Krisis Kemanusiaan di Gaza Sangat Parah

Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan Tom Fletcher. FOTO: REUTERS

NEW YORK, MERCUSUAR – Kejahatan kemanusiaan genosida dan blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel di Gaza makin brutal dan menimbulkan krisis parah.

Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Kemanusiaan Tom Fletcher mengatakan satu dari tiga orang di Gaza belum makan selama berhari-hari.

Orang-orang ditembak hanya karena berusaha mendapatkan makanan untuk diberikan kepada keluarga mereka. Anak-anak semakin kurus. Inilah yang kami hadapi di lapangan saat ini. Seperti yang dunia saksikan, krisis kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan,” kata Fletcher, dilansir dari Antara, Selasa (29/7/2025).

Fletcher menyambut baik keputusan Israel untuk mendukung peningkatan bantuan selama satu pekan, termasuk penghapusan hambatan bea cukai atas makanan, obat-obatan, dan bahan bakar dari Mesir, serta laporan tentang penetapan rute aman untuk konvoi kemanusiaan PBB.

“Ini adalah kemajuan,” katanya, seraya menambahkan bahwa jumlah bantuan yang besar diperlukan untuk mencegah kelaparan dan krisis kesehatan yang parah.

Badan-badan PBB dan komunitas kemanusiaan telah bergerak untuk menyelamatkan nyawa, katanya, seraya menekankan perlunya tindakan cepat dan berkelanjutan, termasuk persetujuan yang lebih cepat untuk konvoi yang menuju perlintasan dan masuk ke Gaza, lebih banyak perjalanan per hari ke perlintasan, rute aman yang menghindari area ramai, dan penghentian serangan terhadap orang-orang yang berkumpul untuk mendapatkan makanan.

Menurut pejabat senior PBB itu, lebih dari 59.000 orang dilaporkan tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, dan hampir 18.000 di antaranya adalah anak-anak.

“Hukum humaniter internasional harus dihormati. Bantuan tidak boleh dihalangi, ditunda, atau menjadi sasaran serangan. Sandera harus dibebaskan, segera dan tanpa syarat,” ujarnya.

“Pada akhirnya, tentu saja kita tidak hanya membutuhkan jeda, kita membutuhkan gencatan senjata permanen,” kata Fletcher. ANT/TMU

Sumber: ANTARA

Pos terkait