Perang tarif memanas, AS Minta Berunding dengan China

BEIJING, MERCUSUAR – Amerika Serikat (AS) mulai kewalahan menghadapi perang dagang dengan China. Setelah memberlakukan tarif impor sangat tinggi, AS kini meminta berunding dengan China.

Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng diundang untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent di Swiss. Pertemuan itu merupakan negosiasi awal penyelesaian perang tarif antara dua negara besar tersebut.

“Baru-baru ini, AS berulang kali mengatakan ingin berunding dengan China. Pertemuan ini diminta oleh pihak AS,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (7/5/2025).

Dalam rilis Kementerian Luar Negeri China sebelumnya, menyebutkan Wakil Perdana Menteri, He Lifeng akan mengunjungi Swiss pada 9—12 Mei 2025. Kunjungan itu atas undangan pemerintah Swiss.

Selama kunjungannya, He Lifeng yang bertanggung jawab atas urusan ekonomi dan perdagangan China-AS, akan mengadakan pertemuan dengan pejabat AS yang bertanggung jawab atas urusan Keuangan, Scott Bessent.

Selanjutnya pada 12—16 Mei 2025, He akan ke Prancis untuk menjadi ketua bersama dalam Dialog Ekonomi dan Keuangan Tingkat Tinggi ke-10 China-Prancis.

“China dengan tegas menentang kenaikan tarif AS. Posisi ini tetap tidak berubah,” kata Lin Jian.

Namun, ucap Lin Jian, China terbuka untuk berdialog yang harus didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.

“Menekan atau memaksa China dengan cara apa pun tidak akan berhasil. Kami akan dengan tegas melindungi kepentingan sah kami dan menegakkan keadilan dan kewajaran internasional,” tambah Lin Jian.

Lin Jian juga menyebut ekonomi China saat ini tetap stabil meski terkena tarif timbal balik dari AS.

“Tidak ada guncangan eksternal yang dapat mengubah fundamental ekonomi China. Dengan fondasi yang stabil, punya banyak keunggulan, ketahanan yang luar biasa, dan potensi yang besar,” ujar Lin Jian.

AS Kenakan Tarif 245 Persen

Pemerintahan Donald Trump mengenakan tarif hingga 245 persen atas barang-barang impor dari China. Rinciannya adalah tarif timbal balik sebesar 125 persen, tarif 20 persen terkait masalah fentanil, dan tarif “Section 301” atas barang-barang tertentu, antara 7,5 hingga 100 persen.

Trump sudah memberi negara-negara lain jeda tarif selama 90 hari hingga 8 Juli 2025. Karena para pemimpin negara tersebut berjanji untuk bernegosiasi dengan AS, meski China tetap menjadi pengecualian.

Berdasarkan laman Perwakilan Dagang AS, total nilai perdagangan AS dan China pada 2024 mencapai USD582,4 miliar. Ekspor barang AS ke China mencapai USD143,5 miliar, sedangkan ekspor China ke AS mencapai USD438,9 miliar. Sehingga AS mengalami defisit perdagangan barang dengan China mencapai USD295,4 miliar. ANT/TMU

Sumber: ANTARA

Pos terkait