MERCUSUAR – FOMO atau Fear of Missing Out, yang berarti perasaan takut atau cemas karena merasa ketinggalan suatu peristiwa, tren, atau kesempatan yang sedang dialami atau diikuti oleh orang lain.
Perasaan ini sering diperparah oleh media sosial yang memperlihatkan “sorotan” kehidupan orang lain, membuat seseorang membandingkan diri dan merasa hidupnya kurang menarik atau kurang berpartisipasi. Akhirnya, FOMO bisa menimbulkan stres, cemas, bahkan menurunkan rasa percaya diri.
Salah satu artikel yang membahas hubungan stres dan FOMO adalah Fear of Missing Out (FoMO) and its impact: exploring relationships — Frontiers in Psychology. Artikel ini menjelaskan FoMO dapat memicu rasa cemas, stres emosional, dan perilaku kompensasi melalui penggunaan digital.
Bagaimana cara mengatasinya? Berikut beberapa cara mengatasi FOMO supaya lebih sehat secara mental, yang dirangkum dari beberapa sumber.
1. Sadari dan Akui Perasaan
Langkah awal adalah menyadari bahwa FOMO itu wajar, apalagi di era media sosial.
Catat kapan biasanya FOMO muncul, misalnya saat lihat story teman, acara tertentu, atau tren belanja.
2. Batasi Paparan Media Sosial
Kurangi waktu scrolling tanpa tujuan. Gunakan fitur screen time limit atau mute/unfollow akun yang sering memicu rasa tertinggal.
Coba detox digital sesekali, misalnya 1 hari tanpa medsos.
3. Fokus pada Kehidupan Nyata
Latih diri untuk JOMO (Joy of Missing Out) — menikmati apa yang kamu punya, bukan sibuk membandingkan.
Nikmati aktivitas kecil sehari-hari (makan dengan sadar, olahraga, ngobrol dengan orang terdekat).
4. Tingkatkan Self-Awareness
Tanyakan ke diri sendiri: “Apakah ini benar-benar penting untukku, atau hanya karena orang lain melakukannya?”
Buat daftar prioritas hidup dan tujuan pribadi, supaya lebih fokus ke apa yang memang bermakna.
5. Kelola Pikiran dan Emosi
Latih mindfulness atau meditasi 5–10 menit per hari untuk menenangkan pikiran.
Gunakan teknik pernapasan, tarik napas dalam 4 detik, tahan 4 detik, hembuskan 6 detik.
6. Perkuat Koneksi Nyata
Bangun hubungan langsung dengan keluarga, sahabat, atau komunitas.
Interaksi nyata biasanya lebih memberi rasa puas dibanding interaksi virtual.
7. Rawat Diri dan Hobi
Isi waktu dengan hal yang produktif atau menyenangkan: membaca, olahraga, musik, menulis.
Dengan begitu, kamu merasa “cukup” dan tidak terlalu terganggu dengan kehidupan orang lain.
Kalau FOMO sampai membuat stres berat, sulit tidur, atau mengganggu aktivitas harian, sebaiknya konsultasi dengan psikolog agar dapat penanganan lebih mendalam. */TMU