LOLU SELATAN, MERCUSUAR – Komunitas Bela Indonesia (KBI) bekerjasama dengan Institut Sikola Mombine, melaksanakan pelatihan Juru Bicara Pancasila wilayah Palu, yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Palu, 21-24 September 2019. Pelatihan ini diikuti oleh 40 anak muda dari berbagai latar belakang organisasi dan komunitas, yang berada di Kota Palu, Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, hingga Kabupaten Banggai.
Pembukaan pelatihan ini berlangsung pada Jumat (21/9/2018). Ketua Yayasan Sikola Mombine, Mutmainah Korona, dalam sambutannya mengatakan, dalam pelatihan ini, kita akan lebih menggali dan mengambil posisi, apakah kita hanya berdiam diri atau berada di garda terdepan untuk membela Pancasila.
“Saya berharap 40 peserta ini, dapat meneruskan semangat bela Pancasila ini, kepada 4 ratus, 4 ribu, 40 ribu, dan lebih banyak lagi orang,” ujarnya.
Kemudian, Koordinator Program KBI untuk Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 provinsi, Anick HT mengatakan, pelatihan ini lahir dari keresahan kita dalam beberapa waktu terakhir, tentang bagaimana elit politik kita dan sebagian masyarakat mulai mengancam eksistensi Pancasila, dengan menguatnya sentimen SARA, yang memproduksi ujaran kebencian.
“Kami memiliki tagline #indonesiarumahbersama, yang memiliki makna, Indonesia bukan hanya milik segelintir orang, tapi milik kita semua. Untuk itu, kita tidak boleh hanya melihat Indonesia dari satu sudut pandang saja, tetapi harus dilihat secara keseluruhan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia partner lokal dari Institut Sikola Mombine, Fira Tiyasning Tri Utari menjelaskan, pelatihan ini sangat penting dilakukan, mengingat di Sulteng, khususnya Poso dan Palu, sempat terjadi konflik sosial, yang berujung pada kerusuhan antar kelompok/agama/etnis. Di sisi lain, Sulteng punya kearifan lokal yang dipercaya sebagai budaya pemersatu.
“Harapan kami dengan adanya pelatihan juru bicara Pancasila ini, akan mengembalikan semangat lokal tentang nilai-nilai keberagaman dan Pancasila sehingga bisa menjadi fenomena anak muda kekinian yang menjadi keren untuk diperbincangkan dan diperjuangkan,” terang Fira.
Selain penguatan isu kebangsaan, mereka juga akan dilatih skill penulisan, berdebat serta manajemen media sosial. Pengelolaan media sosial menjadi salah satu point penting dalam pelatihan ini.
KBI juga menyiapkan program lanjutan, agar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata, sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan, bahkan mungkin menginspirasi yang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagairumah bersama yang damai. JEF