BESUSU BARAT, MERCUSUAR – Sejumlah pegawai Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tengah mengadu ke DPRD Sulteng, karena honor mereka belum dibayarkan selama enam bulan pada tahun 2025.
Aduan ini diterima langsung oleh anggota DPRD Sulteng Komisi IV, Abdurrahman, di ruang kerja Komisi IV, pada Rabu (16/7/2025).
Kehadiran para pegawai KONI Sulteng di DPRD Sulteng dihadiri Ketua Harian KONI, Edison Ardiles, Wakil Ketua Umum, Alizam Lamadau, dan sejumlah staf, antara lain Lisa Rosalinda, Kusno Bunga (Humas), serta Pudin yang merupakan penjaga GOR Nemaeka.
Lisa Rosalinda, staf KONI yang telah mengabdi sejak awal masa kepengurusan Nizar Rahmatu tahun 2021 mengungkapkan, sejak awal 2025 honor pegawai tak lagi lancar dibayarkan.
“Selama enam bulan ini kami tidak menerima gaji. Saya hanya bergantung pada gaji KONI untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sungguh kasian nasib kami, Pak. Kemana lagi kami harus mengadu?,” ungkap Lisa dengan nada sedih.
Sementara Pudin, juga mempertanyakan kenapa gajinya enam bulan ini belum dibayarkan.
”Bagaimana dengan gaji kita ini, Dua kali lebaran tidak ada THR,” tambahnya.
Menanggapi aduan tersebut, Abdurrahman yang akrab disapa Kakak Umang menyampaikan, langkah para pegawai KONI mendatangi DPRD merupakan bentuk aspirasi yang patut diapresiasi.
“Ini cara yang baik. Jangan anarkis. Kalau ada masalah, datanglah ke DPR. DPR jangan dijadikan seperti pemadam kebakaran, hanya bertindak saat api sudah menyala. Fungsi pengawasan DPRD adalah untuk mendeteksi sebelum masalah jadi lebih besar,” tegas Abdurrahman.
Ia juga mengingatkan bahwa persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut, sebab olahraga tidak bisa berhenti begitu saja.
“Olahraga itu harus terus berjalan. Ini menyangkut sistem pembinaan, regenerasi, hingga prestasi daerah,” ujarnya.
Abdurrahman menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi ini dengan memanggil pihak terkait seperti Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta unsur pimpinan KONI Sulteng dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).
“Kita harus hadir dengan empati, bukan sekadar simpati. Kalau hanya simpati, saya hanya bisa bilang turut prihatin. Tapi sekarang saatnya mencari solusi nyata,” tegasnya. */CLG