PALU, MERCUSUAR – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan Seminar Nasional Literasi Digital Mahasiswa, Minggu (8/10/2023), bertempat di Ballroom Palu Golden Hotel. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa baru angkatan 2023 setiap prodi di FKIP Untad.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Dr. Dirgantara Wicaksono, CH, Cht, S.Pd., M.Pd yang merupakan pakar pendidikan nasional sekaligus Inisiator Bidang Pendidikan Gerakan Indonesia Berani, serta dosen FIP Universitas Negeri Manado (UNIMA), Dr. Mayske Rinny Liando, S. Pd., M.Pd.
Kedua pemateri menjelaskan mengenai bagaimana kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah menjadi bagian integral dari perkembangan literasi digital mahasiswa. Kini, terdapat banyak aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang membantu mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, keduanya menekankan pentingnya memahami bahwa aplikasi kecerdasan buatan ini sebenarnya hadir untuk membantu dan menjadi bahan perbandingan dari hasil bacaan dan riset mahasiswa.
“Daya nalar mahasiswa harus tetap kritis. Aplikasi kecerdasan buatan ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam membandingkan hasil bacaan dan riset mereka,” ujar keduanya.
Wakil Dekan FKIP Untad bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Iskandar, M.Hum mengatakan, seminar ini memiliki kepentingan untuk memperkenalkan literasi digital kepada mahasiswa, terutama dalam konteks penggunaan aplikasi kecerdasan buatan yang kini semakin populer untuk memudahkan dan mengoptimalkan tugas sehari-hari.
“Kami berharap bahwa mahasiswa, menghadapi era digital, akan semakin terampil dalam pemanfaatan aplikasi-aplikasi kecerdasan buatan yang dapat mendukung rutinitas harian mereka,” ujarnya.
Dr. Iskandar juga menekankan, pemahaman tentang literasi digital harus diimbangi dengan penggunaan yang bijak. Mahasiswa, katanya, perlu bijak dalam memanfaatkan aplikasi-aplikasi kecerdasan buatan tersebut, karena sebenarnya aplikasi-aplikasi tersebut didesain untuk mendukung tugas-tugas sehari-hari mahasiswa.
“Keahlian membaca dan melakukan riset harus tetap menjadi bagian inti dari budaya mahasiswa,” ujarnya. JEF