PALU, MERCUSUAR- Ratusan orang yang mengatasnamakan Aliansi Palu Bersatu kembali berunjukrasa dengan tuntutan mendesak Wali Kota Hidayat dan Wakil Wali Kota, Sigit Purnomo Said untuk mundur dari jabatannya karena dinilai gagal memimpin Kota Palu, Jumat (26/12018).
Massa aksi dilepas oleh Habib Hasan, yang merupakan ulama Al Khairaat. Dimana pada aksinya sebelumnya yakni Jumat (19/10/2018) Habib Hasan turun langsung bersama massa aksi.
Sesaat sebelum melepas para pengunjuk rasa, Habib Hasan mengatakan, Pemerintah Kota Palu dalam hal ini Wali Kota dan Waki Wali Kota, dianggap telah lalai dengan membiarkan atau mengacuhkan imbauan melalui pesan singkat (sms) yang dikirim pihak BMKG mengenai kewaspadaan adanya gempa dan tsunami.
“SMS dari BMKG itu masuk dua jam sebelum kejadian, kenapa mereka (wali kota dan wawali) tidak menyuruh pejabatnya untuk menyampaikan informasi penting itu ke masyarakat,” kesal Habib Hasan,disambut teriakan Allahu Akbar oleh massa aksi.
Menurutnya dari tindakan itu jelas-jelas merupakan pembunuhan masal yang tidak langsung ditindaklanjut dengan cepat oleh Hidayat – Sigit.
“Setelah mendapat info dari BMKG malahan sebagian pejabat dan keluarganya sudah keluar dari areal Pantai Talise,kenapa info ini tidak langsung disampaikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Habis Hasan juga mempertanyakan keberadaan Hidayat-Sigit, empat hari setelah bencana baru bantuan turun.
“Kalau hari ke dua kalian turun masih banyak yang bisa diselamatkan,tapi kalian dimana saat itu. Seharusnya kalian berada di garda terdepan menyampaikan bela sungkawa, sekaligus menghibur keluarga korban pascabencana,”tambahnya.
Kata Habib, para ulama sudah pernah dan beberapa kali menegur Hidayat untuk tidak melaksanakan ritual adat Balia tapi dia (Hidayat) mengindahkan teguran tersebut.
“mereka terlena hanya menghabiskan anggaran begitu besar dari sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT,” tambahnya.
Dia melanjutkan, kalau ada yang bilang kegiatan itu disetujui oleh ketua utama itu tidak benar.
Sementara, lanjut Hasan, Wakil Wali Kota Palu, Sigit hanya sibuk mengeluarkan lagu untuk menarik simpati masyarakat, yang dinilai bukan disaat yang tepat.
”Bukan doa yang diberikan kepada orang yang meninggal m, hanya mencari simpati dengan lagu yang tidak berguna,” kata Hasan. CR1