PALU-MERCUSUAR Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang terdiri dari IMM, Pemuda Muhammadiyah, IPM, NA dan KOKAM, kemudian Forum Ummat Islam (FUI), menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulteng, Jumat (4/10/2019) dikawal ketat dari aparat kepolisian, dari Polres Palu dan Polda Sulteng.
Menariknya, dalam empat tuntutan yang disuarakan oleh kedua elemen ormas tersebut, dua diantaranya, yakni pencopotan Menkopulhukam, Wiranto dan Kapolri, Tito Karnavian, karena dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya, sehingga kemudian jatuh korban puluhan tewas di Wamena, Papua dan tewasnya seorang kader IMM dalam aksi demonstrasi di Kendari, Sultra, beberapa waktu lalu.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah, Sulawesi Tengah, Mohammad Syaltut, menegaskan, empat poin tuntutann mereka, selain pencopotan dua pejabat negara tersebut, juga mendesak pemerintah segera menuntaskan konflik Papua, kemudian mendesak pemerintah, agar segera menuntaskan tindakan represif, yang dilakukan oknum kepolisian, terhadap mahasiswa luka-luka dan meninggal dunia.
Menurut Syaltut, AMM sejauh ini, sudah memantau, memperhatikan dan menganalisis situasi dan kondisi kebangsaan hari ini, yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
“Hari ini kami katakan, bahwa pemerintah dan wakil rakyat, tidak secara tulus memperjuangkan aspirasi rakyat, AMM secara tegas mendukung demokrasi dan melawan segala bentuk penindasan,” tekan Syaltut, saat membacakan pernyataan sikap dari AMM.
Karenanya, lanjut Syaltut, dengan kondisi kebangsaan yang menurutnya, sangat memprihatinkan, dan sedang tidak baik-baik saja, dengan masalahnya yang semakin kompleks, maka AMM, mendukung aksi demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa, elemen masyarakat beberapa hari belakangan ini, di berbagai daerah di nusantara.
AMM juga meminta, agar aparat keamanan bertindak tegas, terhadap pelaku-pelaku tragedi kemanusiaan yang terjadi di Wameba,di Bumi Papua.
Usai menyampaikan aspirasinya di DPRD Sulteng, massa dari dua ormas tersebut, membubarkan diri menuju titik kumpul masing-masing. (NDA)