LOLU SELATAN, MERCUSUAR – Ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatatkan pertumbuhan tinggi di Triwulan I 2025. Berdasarkan data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulteng, pertumbuhan ekonomi mencapai 8,69 persen secara tahunan (yoy), meski secara triwulanan sempat terkoreksi 6,03 persen.
Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Kemenkeu Sulteng yang juga Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, Yuni Wibawa, pada Konferensi Pers APBN Regional Sulawesi Tengah Periode Realisasi s.d. Triwulan I Tahun 2025, Selasa (6/5/2025), bertempat di Aula Kanwil DJPb Sulteng.
Pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya aktivitas produksi dan mobilitas masyarakat selama momen Ramadan dan Idulfitri. Selain itu, realisasi investasi dari PMA dan PMDN juga mendorong laju ekonomi daerah.
Sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan tetap jadi penopang utama. “APBN kita terus bekerja. Belanja pemerintah dan transfer ke daerah disalurkan untuk mendorong pemerataan pembangunan,” ujar Kepala Kanwil DJPb Sulteng.
Dari sisi fiskal, pendapatan negara hingga Maret 2025 tercatat Rp1,36 triliun. Penerimaan perpajakan dalam negeri menyumbang Rp700 miliar, sedangkan bea dan cukai menyumbang Rp482 miliar. PNBP juga naik jadi Rp181,7 miliar.
Sementara itu, belanja pemerintah pusat di Sulteng telah mencapai Rp1,08 triliun. Belanja terbesar berasal dari pos pelayanan umum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Penyaluran transfer ke daerah (TKD) juga tinggi, yakni Rp4,02 triliun atau 21,37 persen dari pagu.
TPG ASN daerah juga jadi sorotan. Realisasi triwulan I mencapai Rp143,14 miliar. Namun, masih ada tantangan terkait data rekening guru yang belum valid. DJPb mengaku terus berkoordinasi dengan Pemda, Dinas Pendidikan, dan pihak bank.
“Kolaborasi lintas instansi penting untuk menghindari ego sektoral. Kalau mau Sulawesi Tengah maju, harus kerja bareng,” tegas Kepala Kanwil. JEF