ASI Investasi Terbaik Kelangsungan Hidup Bayi

Gubernur sulteng

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, membuka “Pekan  ASI se Dunia” tingkat provinsi  tahun 2019 di Gedung Pogombo Kantor Gubernur, Senin (23/9/2019).

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng, Renny A. Lamadjido, dalam laporannya menyampaikan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Internasional atau Word Breastfeeding Week (WBW) diperingati setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus. Pekan ASI se dunia adalah memperjuangkan pemenuhan hak anak atau bayi akan kebutuhan ASI hingga berusia 24 bulan atau lebih, dan tahun 2019 merupakan peringatan Pekan ASI se dunia yang ke 29 dengan tema “Global Empower Parents Enable Breastfeeding” sedangkan Pekan ASI se dunia di Indonesia mengangkat tema nasional “Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui dengan Slogan, ‘Ayo dukung ibu sukses menyusui’.

Menurut Renny, tujuan kegiatan ini  adalah untuk menginformasikan tentang hubungan antara perlindungan sosial orang tua yang setara gender dan menyusui.

“Nilai – nilai ramah orang tua dan norma sosial yang setara gender di semua tingkatan untuk mendukung menyusui,” katanya.

Hal itu lanjut Renny, melibatkan individu dan organisasi untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan menggalakkan berbagai aksi perlindungan sosial orang tua yang setara gender dalam rangka meningkatkan menyusui terhada bayinya.

Sementara Gubernur Longki dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Pekan ASI, khususnya di Indonesia mengangkat tema nasional dan slogan ini difokuskan pada kebijakan dan peraturan tentang perlindungan sosial orang tua, tempat kerja ramah orang tua dalam sektor formal dan informal.

Nilai-nilai ramah orang tua dan norma sosial, serta kesetaraan gender yang kesemuanya bertujuan mendukung setiap ibu agar berhasil menyusui supaya berkontribusi mencegah stunting dan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa mendatang.

Ia juga menyampaikan sindiran dengan aroma canda harapannya semoga para bapak dari anak atau suami untuk tidak egois, tetapi kadang – kadang ibunya tidak mau disusui anaknya sehingga diharapkan kepada organisasi wanita memberikan pemahaman.

“Berikan pehaman kepada ibu – ibunya tentang manfaat berharga dari Air Susu Ibu. Dan tugas aya untuk memberikan pemahaman kepada ayah – ayahnya agar tidak egois,” katanya sambil bercanda disambut tepuk tangan para undangan.

Longki akan minta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar menyediakan ruangan khusus untuk ibu -ibu yang akan menyusui anaknya. Harapannya agar semua pihak menurunankan angka stanting di Sulteng.

Ia mengucapkan terima kasih atas kinerja Dinkes dan jajarannya lantaran prestasi Zero Kematian Ibu dan Bayi pada waktu melahirkan.

“Hal ini atas kajian dari Bank Dunia dalam situasi bencana kita bisa mendapatkan prestasi itu,” ujar Gubernur Longki.

Ia mengemukakan bahwa menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup, meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa meskipun angka inisiasi menyusui dini secara global relatif tinggi. Namun saat ini hanya 40 persen dari semua bayi di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan 45 persen yang mendapatkan ASI sampai usia 24 bulan.

Oleh sebab itu dengan meningkatkan praktik menyusui secara optimal sesuai rekomendasi, dapat mencegah lebih dari 823.000 kematian anak dan 20.000 kematian ibu setiap tahun. Selain itu, tidak menyusui dikaitkan dengan tingkat kecerdasan yang lebih rendah dan mengakibatkan kerugian ekonomi.

Menurutnya, memang betul menyusui adalah keputusan ibu, namun akan lebih baik lagi jika menyusui mendapat dukungan kuat para bapak, keluarga, teman, tempat kerja, dan masyarakat.

Longki menuturkan dibutuhkan perlindungan sosial orang tua yang adil gender yang mencakup beberapa hal, seperti cuti hamil melahirkan bagi ibu dan ayah. Bahkan cuti berbayar serta dukungan tempat kerja dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu menyusui, baik sektor kerja formal maupun informal.

“Melalui kegiatan pekan ASI Sedunia tahun 2019  akan dapat menyebarluaskan informasi terkait pentingnya menyusui,” jelasnya.

Longki menambahkan, penerapan berbagai nilai ramah orang tua dan norma sosial kesetaraan gender, serta pelibatan stakeholder untuk meningkatkan praktik menyusui guna mewujudkan aksi bersama untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. BOB.

Pos terkait