Babak Baru Layanan BBM Bandara Mutiara Pertama di Indonesia, Bakal Punya Dua Penyedia BBM

LAPORAN: Mohammad Misbachudin

Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, selangkah lebih maju untuk pelayanan pengisian Bahan Bakar Minyak, khususnya pesawat terbang, bakan dua penyedia layanan tersebut, selain pompa milik Pertamina.

Rudi Richardo, sebagai Kepala Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, menyalami erat tangan pria berkacamata, sembari tersenyum sumringah. Lelaki berkacamata itu, baru saja bertukar dokumen yang ditandatangani keduanya, dalam proses pengesahan naskah kerja sama (Memorandum of Understanding) , untuk sebuah pelayanan pengisian bahan bakar pesawat, yang mendarat di lapangan udara milik warga Sulteng.
Bagaimana tidak sumringah, kalau lelaki berkacamata itu, ternyata memiliki jabatan mentereng di PT Dirgantara Petroindo Raya (DPR) Wakil Direktur PT DPR, Hengky Kartawinata, yang kemudian akan mendirikan depot pengisian bahan bakar pesawat udara di bandara.

“Ini adalah yang pertama, untuk bandara publik di Indonesia, yang akan melayani pengisian bahan bakar pesawat udara, dengan dua depot,” urai Rudi.

Dalam kronologis awalnya, Rudi mengatakan, kalau pihaknya, yakni Kementrian Perhubungan Udara, Kantor Badan Layanan Umum (BLU) Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) mendapatkan informasi, adanya minat salah satu badan hukum, yang ingin mengoperasikan DPPU, atau Depot Pengisian Pesawat Udara, kemudian dari dasar permintaan itu, dipelajari olehnya, dan ternyata badan hukum tersebut, yakni PT DPR, sudah pernah beroperasi di bandara PT IMIP dan di daerah Cibubur, namun untuk bandara layanan publik, Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri, adalah yang pertama di Indonesia.

“Lalu kita lakukan komunikasi, melihat keseriusannya, maka kita mengubah master plan, atau tata letak bandara, termasuk mengubah daerah terbatas keamanan bandara, membuat MoU, rancangan kontrak, kita diskusikan dengan semua pihak, sehingga ada lokasi. menjadi DPPU dari PT DPR,” urai Rudi.

Dengan hadirnya DPPU dari PT DPR, maka yang tadinya, layanan pengisian bahan bakar, hanya melayani empat pesawat di pagi harinya, bisa lebih lagi, dan itu akan mempengaruhi frekuensi penerbangan, yang akan bertambah di Bandara Udara Mutiara Palu.

Pos terkait