Bahas Siasat Lokal Menghadapi Pandemi

IMG-20200526-WA0016

PALU, MERCUSUAR – Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, melaksanakan webinar atau seminar daring, Jumat (22/5/2020). Seminar daring ini mengangkat tema Siasat Lokal Menghadapi Pandemi.
Seminar yang diikuti secara daring oleh dosen, mahasiswa, praktisi, serta masyarakat umum ini, menghadirkan tiga narasumber. Narasumber tersebut masing-masing peneliti Balai Litbang Agama Makassar, Husnul Fahimah Ilyas, akademisi FISIP Universitas Tadulako (Untad), Nisbah M. Djafar, serta dosen Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) IAIN Palu, Mohammad Sairin.

Para pemateri dalam pemaparannya, masig-masing menjabarkan bagaimana masyarakat local menghadapi wabah penyakit yang ada di daerahnya. Husnul Fahimah misalnya, menyebut cara local untuk menghadapi wabah penyakit, yakni dengan pengobatan tradisional dan melakukan isolasi kampung. Hal serupa juga dikatakan oleh Moh. Sairin, dengan menyebut praktik isolasi ini dilakukan dengan menghindari sumber penyakit, dengan cara melakukan karantina pada warga yang terkena penyakit. Hal serupa kata dia, dapat dilihat dalam sebuah lagu daerah Kaili berjudul Randa Ntovea, di mana lirik lagu ini menceritakan seorang puteri raja yang terkena penyakit kulit, sehingga diasingkan dan kemudian sembuh dengan pengobatan tradisional.

Pengobatan tradisional untuk penyakit kata Sairin, dilakukan dengan perantaraan Sando (baca: dukun/tabib). Sando ini kata dia, bukan hanya memiliki pengetahuan supranatural, tetapi juga memiliki pengetahuan tentang penyakit dan obat-obatan tradisional.

“Obat-obatan tradisional ini, setidaknya memperkuat imun tubuh,” ujarnya.
Selain pengobatan tradisional, masyarakat lokal kata dia juga memiliki kebiasaan lokal dalam menghadapi wabah penyakit. Kebiasaan lokal ini, terkait pola hidup bersih dan ketersediaan pangan di masa wabah penyakit. Sairin mencontohkan, untuk pola hidup bersih, di masa lalu masyarakat menyiapkan Gumba (gentong/tempayan) tempat menyimpan air, untuk mencuci kaki dan tangan sebelum masuk rumah.

Sementara itu untuk menjaga ketersediaan pangan selama masa wabah penyakit, dahulu setiap rumah memiliki Gampiri (lumbung), sebagai tempat menyimpan (cadangan) bahan makanan. Hal ini kata dia, bermanfaat dalam menghadapi bencana alam, wabah penyakit atau gagal panen. JEF

Pos terkait