PALU, MERCUSUAR – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palu melaksanakan Pelatihan Agen Edukasi Obat dan Makanan bagi peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Asyik Fasilitator Edukasi Obat dan Makanan (KAFE OM), yang dimulai pada Kamis (13/6/2024). Pelatihan yang dilaksanakan di Aula BPOM di Palu ini, diikuti oleh 100 mahasiswa peserta KKN Asyik Fasilitator Edukasi Obat dan Makanan (KAFE OM).
KKN Asyik Fasilitator Edukasi Obat dan Makanan (KAFE OM) sendiri merupakan program kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako (Untad) dan BPOM di Palu. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak, Senin (3/6/2024), di Kantor Balai POM Palu.
Ketua LPPM UNTAD, Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum, dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari tersebut mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, sebagai perpanjangan tangan Badan POM/Balai POM, dalam melakukan KIE Obat dan Makanan di wilayah Sulteng, melalui mahasiswa KKN.
Lanjut Dr. Lukman, mahasiswa peserta KKN yang telah menerima bimbingan teknis, akan menjadi Agen Edukasi Obat dan Makanan kepada 5000 orang masyarakat dari berbagai komunitas sebagai target.
“100 mahasiswa KKN ini nantinya akan ditempatkan di 20 desa/kelurahan, yang tersebar di lima wilayah, yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parigi Moutong, serta Kabupaten Poso,” ujarnya.
Dr. Lukman menitipkan pesan kepada para mahasiswa KKN yang menjadi peserta pelatihan, agar mengikuti pelatihan dengan baik, sehingga dapat menerapkan hasil pelatihan tersebut nantinya di lapangan.
Kepala BPOM di Palu, Mardianto menjelaskan, KKN KAFE OM ini menjadi bukti komitmen antara Balai POM di Palu dan Untad, untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat, melalui 100 agen mahasiswa KKN yang akan dilatih Balai POM di Palu, untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat terkait keamanan obat dan makanan.
Melalui kegiatan KAFE OM ini kata Mardianto, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagaimana cara memilih obat dan makanan yang aman, sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara luas.
Hal ini menurut Mardianto, sejalan dengan misi BPOM yang pertama, yaitu membangun SDM unggul terkait obat dan makanan, dengan mengembangkan kemitraan dengan seluruh komponen bangsa, dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia. JEF