Bank Sampah Tambah Penghasilan Warga

BANK SAMPAH- Proses penimbangan sampah warga di Bank Sampah Avo Salae, kelurahan Silae, Jumat (20/7/2018). FOTO: ANDI BESSE/MS

SILAE, MERCUSUAR- Kehadiran Bank Sampah Avo Salae di Kelurahan Silae dinilai cukup menambah penghasilan warga, namun keberadaan bank sampah tersebut belum sepenuhnya mengggerakan warga untuk datang membawa sampahnya yang dapat dijadikan uang meskipun kecil, namun jika rutin akan besar nilainya.

Lurah Silae, Safaat, mengatakan, untuk menyebarkan luaskan informasi dan aktivitas penimbangan sampah ini, kedepan bukan saja dilakukan langsung di Bank Sampah Avo Salae setiap jumat dengan kerjasama para pengumpul besar, maka sistim jemput bola dengan membentuk unit pengumpul disetiap RT dengan waktu ditentukan oleh warga sendiri.

“Dengan begitu diharapkan meningkatkan antusias warga, namun intinya bukan mencari rupiah tetapi mengajarkan warga untuk memilah sampahnya sendiri,” ujar Safaat, Jumat (29/7/2018).

Safaat mengatakan, di wilayahnya terdapat lima Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT), dengan kondisi wilayah yang cukup luas menjadi kendala untuk menjangkau semua, sehingga lewat unit pengumpul di RT dapat mendekati sasaran ke warga, selain itu warga yang akan mencairkan saldo tabungannya bisa setiap tanggal 5 bulan berjalan, dengan syarat apabila saldonya sudah diatas Rp10 ribu rupiah.

Bank sampah Avo Salae didukung penuh Pemerintah Kota Palu dalam program perang sampah menuju Palu kota destinasi yang berbudaya dan beradat, selain itu juga didukung organisasi lingkungan Australian AID serta Wahana Visi Indonesia (WVI), dimana bank Sampah di kelola tujuh orang sudah termasuk direkturnya.

Dia mengatakan, cara warga menjadi nasabah bank sampah ini cukup menunjukan tanda pengenal dan membawa sampah dan tidak terbatas warga Silae, bisa warga dari kelurahan lain. Sampahnya dibawa setiap Jumat pukul 14.00 sampai dengan 17.00 wita, namun Bank sampah Avo Salae hanya menerima sampah yang  sudah dipilah artinya tidak bercampur dengan kotoran dan bukan sampah basah, melainkan sampah kering seperti botol plastik, botol kaca seperti botol kecap bukan botol sirup, kardus, kertas, alumunium dan besi.

“Harapan kita dengan menabung sampah warga mendapatkan faedahnya, dengan begitu membiasakan warga untuk tidak lagi membuang sampahnya, sehingga dapat membantu menambah uang belanja.” ujarnya.

Safaat mengakui, dengan nilai tukar saat ini masih kecil menjadi salah satu faktor masyarakat enggan untuk bergerak, namun dirinya berjanji akan menaikan harga tukar sampah tersebut pada awal bulan depan, selain itu pihaknya juga bakal membuat pelatihan daur ulang barang bekas dan baju bekas menjadi barang bernilai.ABS

Pos terkait