ACTNews, SURABAYA – Menjelang keberangkatan Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala, aktivitas bongkar muat logistik terus berlangsung. Sejak Rabu (3/10), berbagai jenis bantuan kemanusiaan diturunkan dan ditampung di gudang Indonesia Humanitarian Center(IHC) Surabaya yang berada di Pelabuhan Tanjung Perak. Secara bertahap, bantuan diangkut ke dalam lumbung KM. Melinda, kapal yang didapuk sebagai Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala.
Sabtu (6/10), bantuan kemanusiaan dengan jumlah yang lebih besar memasuki gudang IHC Surabaya. Puluhan truk berisi beras dan logistik datang dari berbagai daerah di Jawa, seperti Yogyakarta, Blora, Ngawi, Bojonegoro, Semarang, Solo, Malang, dan Surabaya. Logistik yang masuk diperkirakan seberat 500 ton, terdiri dari beras, sembako, paket sanitasi, tenda, kebutuhan pangan bayi dan balita, obat-obatan, selimut, pakaian baru, air mineral, dan lainnya.
Ponco Sri Ariyanto selaku Kepala Cabang ACT Jawa Timur (Jatim) mengatakan, animo kepedulian masyarakat di Jawa untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala luar biasa. Bantuan dari individu, komunitas, dan instansi terus berdatangan ke gudang IHC. “Setiap hari bantuan datang ke gudang IHC ini. Ini termasuk ratusan ton beras yang datang dari Blora, Ngawi, dan Bojonegoro,” terang Ponco, Sabtu (6/10).
Ratusan ton beras tersebut, ungkap Ponco, dibeli dari petani lokal binaan Global Wakaf – ACT. “Di wilayah Blora dan sekitarnya kan sedang musim panen. Jadi petani-petani di sana mengebut panennya agar gabah kering langsung digiling di Lumbung Pangan Wakaf (LPW) yang dikelola Global Wakaf di Blora,” ujarnya.
ACTNews, SURABAYA – Menjelang keberangkatan Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala, aktivitas bongkar muat logistik terus berlangsung. Sejak Rabu (3/10), berbagai jenis bantuan kemanusiaan diturunkan dan ditampung di gudang Indonesia Humanitarian Center(IHC) Surabaya yang berada di Pelabuhan Tanjung Perak. Secara bertahap, bantuan diangkut ke dalam lumbung KM. Melinda, kapal yang didapuk sebagai Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala.
Sabtu (6/10), bantuan kemanusiaan dengan jumlah yang lebih besar memasuki gudang IHC Surabaya. Puluhan truk berisi beras dan logistik datang dari berbagai daerah di Jawa, seperti Yogyakarta, Blora, Ngawi, Bojonegoro, Semarang, Solo, Malang, dan Surabaya. Logistik yang masuk diperkirakan seberat 500 ton, terdiri dari beras, sembako, paket sanitasi, tenda, kebutuhan pangan bayi dan balita, obat-obatan, selimut, pakaian baru, air mineral, dan lainnya.
Ponco Sri Ariyanto selaku Kepala Cabang ACT Jawa Timur (Jatim) mengatakan, animo kepedulian masyarakat di Jawa untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala luar biasa. Bantuan dari individu, komunitas, dan instansi terus berdatangan ke gudang IHC. “Setiap hari bantuan datang ke gudang IHC ini. Ini termasuk ratusan ton beras yang datang dari Blora, Ngawi, dan Bojonegoro,” terang Ponco, Sabtu (6/10).
Ratusan ton beras tersebut, ungkap Ponco, dibeli dari petani lokal binaan Global Wakaf – ACT. “Di wilayah Blora dan sekitarnya kan sedang musim panen. Jadi petani-petani di sana mengebut panennya agar gabah kering langsung digiling di Lumbung Pangan Wakaf (LPW) yang dikelola Global Wakaf di Blora,” ujarnya.
Ponco menambahkan, proses pemuatan logistik ke lambung Kapal Kemanusiaan akan berlangsung hingga Ahad (7/10). Pihaknya masih membuka kesempatan bagi warga sekitar Surabaya yang ingin mengirimkan bantuan natura untuk Palu dan Donggala. “Bantuan logistik dikirim ke IHC Surabaya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jl. Kalimas Baru, Masuk Pos 3 Gudang 140,” jelas Ponco.
Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala rencananya berangkat pada Senin (8/10). Kapal lepas sauh dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Pelabuhan Taipa, Palu. Selain membawa bantuan logistik, kapal juga akan membawa ambulans ACT menuju Palu untuk membantu mobilisasi penanganan medis bagi korban gempa dan tsunami.
Pelayaran Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala, ungkap Ponco, terlaksana atas kerja sama dengan PT ASDP Indonesia Ferry. Kapal akan membawa sekitar 1.000 ton logistik dan ambulans dengan waktu tempuh sekitar tiga hari.
Sumber : act.id