TALISE, MERCUSUSAR – Tiang pancang Dermaga Pelabuhan Limbuo yang muncul pasca bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, 28 September 2019 lalu, membawa berkah tersendiri bagi pedagang kaki lima (PKL). Lokasi munculnya tiang pancang dermaga pelabuhan di pesisir pantai Talise ini, menyedot perhatian masyarakat yang kebetulan berkunjung ke pesisir pantai tersebut.
Salah seorang PKL yang merasakan berkah dari munculnya tiang pancang tersebut adalah, Wagiman Priono (52), yang sehari-hari berjualan siomai. Wagiman, Kamis (28/2/2018) mengatakan, alasannya berjualan di dekat lokasi tiang pancang dermaga tersebut, karena lokasi tersebut dikunjungi banyak orang, yang penasaran dengan kemunculan tiang-tiang pancang tersebut. Setelah Komunitas HIstoria Sulawesi Tengah (KHST dan sejumlah media di Kota Palu memberitakan, bahwa tiang-tiang pancang tersebut merupakan tiang pancang bekas dermaga pelabuhan tua yang beroperasi di sekitar tahun 1920an hingga 1970an, hal itu menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung ke lokasi tersebut.
“Saya berjualan di situ sejak satu bulan pasca bencana, dari jam 16.00 sampai jam 17.00. Siang hari, saya berjulan di lingkungan kampus Universitas Tadulako (Untad),” ujarnya.
Wagiman mengatakan, omset yang didapatkannya saat berjualan di sekitar lokasi tiang pancang tersebut, pada minggu-mingu pertama pasca bencana, mencapai Rp500 ribu. Namun saat ini, pendapatanya sudah mulai berkurang.
“Sekarang, sehari hanya bisa mendapatkan Rp100 ribu. Pengunjung sudah mulai sepi, karena masyarakat mungkin sudah mulai bosan. Dulu pada bulan-bulan awal pasca bencana, saya biasa mangkal di sini dari jam 13.00. Sekarang karena pengunjung sudah mulai berkurang, saya mangkal mulai jam 16.00,” jelasnya.
Wilayah pesisir Pantai Talise tersebut, pada saat sebelum bencana, merupakansalah satu kawasan keramaian yang ada di Palu. Setiap sore, di kawasan tersebut, berjejeran PKL menjajakan aneka makanan dan minuman. Bahkan di lokasi tersebut didirikan Pusat Rekreasi Masyarakat (Pusrekmas). Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi 28 September 2018 lalu, menyebabkan sepanjang pesisir pantai talise mengalami kerusakan yang cukup parah, termasuk kawasan Pusrekmas yang runtuh ke dasar laut. MG3