Belajar dari India, Covid-19 Belum Usai

BELAJAR DSARI INDIA..

PALU, MERCUSUAR- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tadulako (Untad) mengadakan kegiatan FOKA 2021 dalam bentuk Webinar belum lama ini,  yang bertemakan Tsunami Covid-19 India, Siapkah Protokol Kesehatan Indonesia Menahan Gelombang Kedua?.Kejadian yang menimpa India belum lama ini merupakan wujud nyata bahwa covid-19 belumlah usai.

Narasumber Dr. dr. Iqbal Mochtar, MPH., M.KKK., Diplcard, DocMed (Pemerhati Kesehatan Masyarakat/Diaspora Indonesia di Qatar) dan dr. Rochmat Jasin Maenawar (Satgas Covid-19 Kota Palu), dengan Penanggap Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes. (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Untad), Apt. Gede Yulian Yogadhita, M.Epid. (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK-UGM), serta Jane Monepa, S.Psi., M.Psi. (Dosen Fakultas Kedokteran Untad).

Peserta kegiatan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Untad dan khalayak umum yang mendaftar. Kegiatan ini berlangsung secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting.

Terkait webinar tersebut Muh Ryman Napirah mengharapkan masyarakat Indonesia harus tetap waspada dan mengacu pada pengalaman pandemi di dunia. Dia menilai gelombang kedua covid-19 berpotensi terjadi.

Ketua Pokja Bencana FKM Untad yang juga Ketua PERSAKMI Sulteng ini menyebut tsunami covid-19 di India terjadi dalam 4 babak, antara lain peningkatan kasus kemudian terjadi penurunan karena vaksin yang sangat sukses diakui dunia.

“Diketahui bahwa tsunami covid-19 di India terjadi dalam 4 babak, yakni peningkatan kasus kemudian terjadi penurunan karena vaksin yang sangat sukses diakui dunia, adanya kelonggaran aktivitas sosial karena menganggap covid-19 telah berhasil ditanggulangi, adanya festival keagamaan, dan adanya pemilu yang menyebabkan kerumunan yang tidak terkendali tanpa mematuhi protokol kesehatan. Mutasi ganda virus corona yang dikabarkan sudah masuk di Indonesia juga harus diwaspadai pemerintah dan seluruh masyarakat. Cakupan vaksin biologis oleh pemerintah yang diharapkan terus meningkat kepada seluruh masyarakat dan vaksin sosial berupa kepatuhan protokol kesehatan (5 M) juga harus dijalankan sepenuhnya. Selain itu, upaya 3 T (Tracking, Tracing, dan Testing) perlu ditingkatkan lagi,” kata dia.

Pemerintah Kota Palu, kata Ryman  harus secara sigap menyikapi fenomena ini. Peningkatan upaya surveilans terpadu serta langkah-langkah khusus berupa evektivitas kinerja satgas covid di desa/kelurahan, pengawasan protokol kesehatan di tempat kerja dan fasilitas umum lainnya harus gencar dilakukan.

“Tentunya perlu kesiapan sarana kesehatan untuk menangani pasien. Terlebih dengan arus mobilisasi masyarakat di titik-titik perbatasan daerah kita, harus diperiksa dengan ketat. Peran semua pihak sangat dibutuhkan. Perlu keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat yang baik sehingga kita semua dapat bersatu padu dalam melawan pandemi ini,” tutupnya.  CLG

Pos terkait