MAMBORO, MERCUSUAR – Anggota PID Polda Sulteng, Bripka Azli Haditia S, membagi tips mendeteksi konten berita palsu atau hoaks. Isu merebaknya virus corona, banyak berita hoaks yang beredar di berbagai jejaring sosial.
Berita-berita hoaks berpotensi menyesatkan dan menggiring opini publik pada kebodohan, memecah belah dan menimbulkan kepanikan. Salah satu contohnya, berita tentang rokok yang bisa mencegah corona hingga pemberitaan mengenai penggunaan bawang putih sebagai obat penyembuh corona. Padahal belum ada uji medis dan klinis sebagai pembuktian berita itu.
Untuk mengenali konten hoaks bukan hal yang sulit. Pertama periksalah situs dan kualitas artikel. Jika artikel tidak mencantumkan link resmi, terlihat seperti ditulis dengan sembarangan, penuh salah ketik, tidak terstruktur dan mayoritas berisi opini tanpa dasar, kemungkinan besar isi informasi tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kedua, manfaatkan Google Images. Gunakan images.google.com, dengan melakukan drag and drop untuk mengunggah foto. Setelah itu, kita akan mendapatkan informasi mengenai sumber foto serta konteks yang sebenarnya.
Ketiga, periksa kebenarannya. Telusuri terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang sebetulnya terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan informasi yang didapat pada kolom pencarian Google atau langsung membuka situs resmi terkait topik dimaksud.
Keempat, selalulah mengecek link yang disediakan, apabila sebuah berita menggunakan link situs. Jika link yang dibagikan dimulai dengan https kemungkinan sumbernya adalah valid (http atau Hypertext Transfer Protocol merupakan sebuah protokol yang berguna untuk komunikasi antara sistem atau pengiriman data dari web server ke browser.
Http tidak aman dan rentan disalahgunakan dan merupakan protokol yang digunakan dalam menyebarluaskan scam atau hoax. Jika anda menemukan link dengan awalan http (tanpa S atau bukan https) ada baiknya untuk diabaikan.
“Kita juga harus memahami cara mengindentifikasi domain sebuah situs. Cara ini bisa dilaksanakan dengan mengecek di situs https://who.is. Layanan whois akan menjabarkan secara rinci semua informasi mengenai pembuatan situs,”kata Azli.
Yang terakhir, pada media sosial agar memperhatikan profil penyebar berita, apakah menggunakan foto dan keterangan profil palsu. Serta memperhatikan tanggal pembuatan akun penyebar berita. Jika akun tersebut baru maka kemungkinan akun tersebut merupakan akun palsu yang digunakan untuk menyebar hoaks. IKI