PALU, MERCUSUAR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulteng mengharapkan peran maksimal guru agama di Sulteng, untuk membantu mencegah tumbuh dan berkembangnya faham dan gerakan radikalisme di sekolah.
“Kami mendorong para guru kelas tingkat TK/PAUD, SD/Ibtidaiyah, Madrasyah Tsanawiyah/SMP, untuk meningkatkan metode pengajaran materi pendidikan agama kepada para siswa agar lebih memahami agamanya dengan baik dan menjadi inspirasi bagi para siswa untuk semakin menumbuhkan harmoni, kebersamaan, toleransi, mencintai sesama, dan menghargai perbedaan,” ungkap Kasubdit Pemberdayaan BNPT RI, Dr Andi Intang Dulung saat kegiatan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah, dalam menumbuhkan moderasi beragama, bertajuk ‘Moderasi dari Sekolah’ melibatkan guru agama dari Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala di Palu, Rabu (23/9/2020).
Dia mengemukakan guru agama di semua jenjang tingkatan sekolah perlu menjadi inspirator bagi para siswa dalam menumbuhkan harmonisasi, kebersamaan dan toleransi untuk mencitai sesama bagi para siswa.
Di sinilah, kata Andi Intang, urgensi penguatan kapasitas mengajar para guru kelas TK/PAUD dan guru pendidikan agama SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat dilaksanakan, yaitu menyamakan persepsi tentang radikal terorisme, peta kerawanan dan cara menghadapinya dengan benar. “Dan untuk mendukung program tersebut, BNPT telah bekerjasama dengan sejumlah pihak, di antaranya dari Kementerian Agama dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia,” sebutnya pada kegiatan yang dihadiri Wakil Gubernur Sulteng, Rusli Palabbi, unsur pimpinan DPRD Sulteng dan Forkopinda itu.
Dia menyatakan BNPT dan FKPT Sulteng percaya pendekatan lunak adalah pilihan tepat untuk langkah pencegahan terorisme. “Karena terorisme bisa terjadi di mana pun dan kapan pun secara tak terduga. Dan para pelaku juga merupakan bagian dari masyarakat yang setiap saat ada dan bisa jadi mendiami lingkungan sekitar kita,” kata dia.
Dia juga mengutarakan bahwa BNPT membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, termasuk di dalamnya adalah para tenaga pendidik baik itu kepala sekolah dan lebih lagi para guru yang langsung berhadapan dengan peserta didik di kelas, dalam pencegahan terorisme.
Terkait itu, Ketua FKPT Sulteng, Dr Muhd Nur Sangadji mengatakan agama dan budaya memiliki keterkaitan, yang perlu dipahami dan dikembangkan oleh para guru dalam membina para siswa, termasuk dalam menanamlan moderasi beragama.
“Agama dan budaya bisa menjadi pendekatan yang sangat efektif dalam pembinaan aklah para siswa,” sebutnya.
Problemnya, menurut dia, yakni bagaimana mensinkronkan agama dan budaya, serta menyatukan agama dan budaya, sehingga menjadi satu kekuatan dalam pembinaan mental siswa, lewat metode pembelajaran di kelas. “Karena itu, penting dilakukan internalisasi nilai-nilai budaya dan agama di sekolah, dalam menumbuhkan moderasi beragama,” ungkap dia. TIN/*