BPJAMSOSTEK Dorong Program SERTAKAN

Syamsu Rijal

TATURA SELATAN, MERCUSUAR – BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta aktif di tahun 2024 sebanyak 53, 9 juta pekerja aktif. 

Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun, Rabu (21/3/2024) mengatakan, untuk mencapai target tersebut, peningkatan kepesertaan di sektor pekerja informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) serta UMKM pun masih menjadi fokus utama BPJS Ketenagakerjaan, sehingga BPJS Ketenagakerjaan kembali mendorong Gerakan Nasional Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda (SERTAKAN), yang telah diperkenalkan sejak tahun 2022 selain sosialisasi dan edukasi. 

“Gerakan ini sejalan dengan salah satu prinsip jaminan sosial yakni gotong-royong di mana melalui gerakan ini BPJS Ketenagakerjaan ingin mengajak masyarakat untuk turut peduli dengan para pekerja BPU yang ada di sekitarnya dengan cara mengikutsertakannya menjadi peserta. Pada kenyataannya banyak pekerja BPU yang sebenarnya sudah memahami bahwa pekerjaannya berisiko dan membutuhkan perlindungan, namun keterbatasan finansial membuat mereka belum mendaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya. 

Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya dalam meningkatkan jumlah kepesertaan aktif yang hingga 31 Januari tercatat sejumlah 40,9 juta. 

Pada kesempatan berbeda Kepala BPJAMSOSTEK Sulawesi Tengah, Andi Syamsu Rijal, Kamis (21/03/2024) mengatakan, saat ini pihaknya intens melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah, di mana seluruh pejabat pemerintah daerah dapat memberikan teladan dalam menerapkan program Sertakan melalui pekerja yang ada dirumah masing-masing serta anggota keluarga yang belum memiliki perlindungan ketenagakerjaan karena terkendala ekonomi.

“Jadi melalui Program Sertakan ini semua pejabat daerah bisa mendaftarkan pekerja yang ada di rumahnya, misalnya ART, Sopir, tukang kebun dan bahkan keluarganya yang merupakan pekerja informal untuk jadi peserta Mandiri, dengan iuran Rp. 16.800/bulan dengan dua manfaat yakni JKK dan JKM, atau sebesar 36.800/bulan untuk manfaat tambahan yaitu JHT,”jelasnya. 

Ditambahkan melalui Program Sertakan, semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam mensejahterakan seluruh pekerja khususnya di lingkungan masyarakat yang secara finansial masuk dalam kategori mampu. Syamsu Rijal menjelaskan, hingga saat ini untuk Sulawesi Tengah jumlah pekerja yang memiliki Jaminan Sosial Ketenagakerjaan baru mencapai 50 persen, sehingga dirinya berharap melalui program Sertakan kedepan semakin banyak masyarakat yang memiliki perlindungan.

“Harapannya melalui program sertakan ini akan semakin banyak pekerja kita terlindungi, karena kita mau menyentuh masyarakat yang memiliki banyak pekerja di rumahnya tapi tidak terlindungi, nah itu kan tidak terdata sama kita, jadi dengan adanya Program ini mereka bisa daftarkan jadi peserta mandiri sebagai bentuk perhatiannya bagi pekerjanya. Ini juga bisa sekalian mendukung target pusat yaitu jumlah pekerja yang terlindungi mencapai 53,9 juta tahun ini,” tutupnya. ABS

Pos terkait