BSPS Bermasalah, Fasilitator Siap Bertanggung Jawab

BSPS Bermasalah

BULURI, MERCUSUAR – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palu, Zulkifli menemukan satu unit rumah yang merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bermasalah. Setelah melakukan koordinasi, pihak fasilitator mengaku akan bertanggung jawab dengan masalah pembangunan tersebut.

Dia mengatakan, unit BSPS di Salena yang bermasalah pembangunan adalah milik Hairul, mulai dari  tiang kayu yang retak hingga posisi belakang rumah yang tidak siku alias miring.

Dari klarifikasi yang disampaikan fasilitator BSPS Kelurahan Buluri, Sherlin kepada Zulkifli bahwa permasalahan itu,  bahwa pengawas tukang yang mengerjakan rumah tersebut, sebelumnya mengalami kecelakaan di tempat kerja, dan pemilik rumah dan fasilitator sudah berkali-kali menegur pekerjaan tukang tersebut, namun dibantah dengan jawaban bahwa dirinya tukang berpengalaman 20 tahun.

Meskipun demikian, kata Zulkifli rumah yang menggunakan bahan kayu semua itu akan diperbaiki dengan dana tambahan dari faselitator. “Untuk masalah kayu yang terbelah ini dikarenakan waktu pengerjaan terlalu lama dengan dua kali pergantian tukang, sehingga kayu lama terpapar sinar matahari, bukan bermasalah dari pembelian awal, namun pemilik toko kayu masih bersedia menggantinya,”ucap Zulkifli, menirukan pengakuan Sherlin, Rabu (10/3/2021).

Zulkifli melanjutkan, setelah melakukan pemeriksaan, maka diputuskan lantai rumah akan dibongkar, untuk tiang rumah akan diganti, kemudian berita acara perubahan dan perbaikan akan segera diserahkan ke Hairul.

Zulkifli mengatakan, pihaknya terus berupaya mengurangi jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) melalui program BSPS. Untuk sasaran penerima BSPS di Kota Palu terdapat di Dusun Lekatu Kelurahan Tipo sebanyak 15 unit dan Dusun Salena Kelurahan Buluri sebanyak 22 unit dengan model rumah panggung sesuai keinginan warga yang anggaranya sebesar Rp35 juta sudah termasuk biaya pekerja sebesar Rp5 juta.

Zulkifli melanjutkan, BSPS atau yang dikenal dengan istilah bedah rumah untuk masyarakat, sehingga diharapkan pembangunan dapat secara swadaya. Dia menambahkan, BPSP ini untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dalam meningkatkan kualitas rumahnya dan akan tuntas pada 20 Maret kedepan, dengan bantuan anggaran dari Kementerian PUPR.

“Untuk peningkatan kualitas rumah dari Rp 15 juta menjadi Rp 17,5 juta dan pembangunan rumah baru dari Rp 30 juta menjadi Rp 35 juta per unit rumah. Program ini pemerintah memberikan bantuan bukan dalam bentuk uang, tapi bahan bangunan, sedangkan pelaku utama pembangunan adalah masyarakat dengan membentuk kelompok dan membangun rumah secara gotong-royong,”jelasnya. ABS

Pos terkait