PALU-MERCUSUAR. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Sulteng menggelar kegiatan silaturahmi dengan ketua umum Pimpinan Pusat MDMC, Budi Setiawan dan unsur pimpinan sebanyak 10 personil, di salah satu restoran di Jalan Towua, Kota Palu, Selasa (14/4).
Silaturahmi tersebut, memiliki beberapa agenda, kata Budi Setiawan, maka dari itu pihaknya sengaja bertemu dengan unsur PW MDMC Sulteng, diantaranya adalah membicarakan tentang kegiatan Training Of Trainer, yang rencananya akan digelar di Sulteng, dengan menghadirkan peserta dari region Sulawesi plus, beberapa dari pulau Kalimantan.
“Beberapa kali bencana terjadi di Sulteng dan sekitarnya, memakan korban yang tidak sedikit, kemudian menghancurkan infrastruktur dan pemukiman warga, yang tidak sedikit,” urai Budi.
Ditambah lagi, kata Budi, fungsi kerelawanan yang ada di Sulteng, yang belum lama eksis, membutuhkan sentuhan yang lebih maksimal pula, dan unsur pimpinan wilayah lainnya, yang berada di pulau Sulawesi dan Kalimantan, harus bisa sinergi, sehingga momen silaturahmi dengan relawan yang ada di Sulteng, dimanfaatkan, untuk memaksimalkan hal itu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris MDMC Sulteng, Ardan, pihaknya sangat menyambut baik kegiatan itu, dan momen silaturahmi kali ini, memiliki nilai tersendiri bagi organisasi kerelawanan di Sulteng.
Sebelum agenda silaturahmi dibeberkan, tentunya seperti biasa, momen buka puasa dimulakan dengan tausiyah, sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulteng, Amin Parakkasi, yang bertemakan tentang puasa sebagai arena pelatihan menambah kadar kesabaran, dan membendung dosa berbasis kebohongan.
“Puasa sejatinya, bukan hanya menahan lapar dan dahaga saja, tetapi lebih dari itu, ada nilai yang lebih besar, untuk diraih, yakni menambah nilai kesabaran dan juga mengurangi dosa berbohong,” urainya.
Bicara soal kebohongan, kata Amin, ini adalah salah satu dosa yang paling banyak menjebak, karena dengan melakukan satu kebohongan, akan menimbulkan kebohongan-kebohongan yang lain, dan ibadah puasa, seharusnya mengikis hal itu.
Banyak hal-hal kebaikan, yang dilakukan di bulan puasa, bernilai lebih, ketimbang hari-hari biasa, di bulan puasa, maka merugilah mereka, kata Amin, jika kemudian tidak bisa memanfaatkan momen tersebut, dan bahkan ada yang melakukan dosa di bulan puasa.
“Semoga saja, puasa kita, dengan jalinan silaturahmi ini, bisa memberikan berkah yang banyak,” tutupnya. (NDA)