MORUT, MERCUSUAR – Bupati Morowali Utara (Morut), Aptripel Tumimomor menyayangkan dan memberi ‘warning’ rekanan pemenang lelang dan telah mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) proyek, tapi tidak menyelesaikan pekerjaan dengan baik selama beberapa tahun terakhir. Sebab setelah dilakukan evaluasi, sejumlah rekanan tidak bisa memenuhi kewajibannya.
“Saya selalu melakukan evaluasi kepada para pejabat birokrat daerah setiap waktu, begitu juga dengan para rekanan pemerintah. Apabila mereka diberikan kepercayaan tidak bisa memenuhi kewajibannya, maka saya tidak mau ambil resiko memberikan tanggung jawab tersebut kepada mereka,” tandas Bupati.
Dicontohkan Bupati, permasalahan dalam pengerjaan proyek oleh kontraktor, antara lain pengerjaan proyek tidak sesuai spesifikasi, pekerjaan tidak selesai sesuai jadwal yang ditentukan, kemudian menimbulkan temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sulteng. “Jadi minta minta maaf kalau ada rekanan yang tidak bisa memenuhi kewajibannya, maka tidak akan dijadikan rekanan lagi sebelum ada perubahan dalam pekerjaannya,” kata Bupati.
Bupati mengaku malu bila hasil kerja kontruksi di daerahnya justru amburadul hingga tidak sesuai yang diharapkan. “Saya juga malu kepada rakyat kalau pekerjaan di lapangan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan,” tuturnya.
Dia mengaku sangat anti para rekanan yang bekerja tidak disiplin dalam bidang kontruktusi, karena dapat menghambat proses pembangunan di daerah. “Jadi kalau ada yang tidak lagi mendapatkan pekerjaan, jangan salahkan kami. Sebab memang banyak rekanan yang tidak bisa memenuhi kewajibannya” tandasnya.
“Saya punya niat tulus untuk membangun daerah. Rata-rata telah semua rekanan diberikan kesempatan, tetapi tidak dijalankan sesuai harapan dalam hal pemenuhan kewajibannya sebagai rekanan,” lanjut Bupati. VAN