Bupati Tetapkan Harga Cengkeh Rp 100.000/Kg

besok-ribuan-warga-tulangbawang-akan-gelar-demo-duduki-sgc

TOLITOLI, MERCUSUAR – Sejumlah petani cengkeh di Tolitoli mendatangi sekaligus melakukan aksi pendudukan di DPRD Tolitoli. Melalui DPRD, mereka menuntut Bupati Tolitoli, H.M.Saleh Bantilan membuat regulasi agar ada stabilitas harga di pasaran.

Keinginan petani cengkeh Tolitoli yang menuntut Pemerintah Kabupaten Tolitoli membuat regulasi penetapan harga komoditi andalan Tolitoli itu membuahkan hasil. Setelah Senin (15/7) petani cengkeh Tolitoli yang tergabung dalam Forum Komunikasi Petani Cengkeh Tolitoli (FKPCT) melakukan aksi di gedung DPRD Tolitoli, Bupati Tolitoli Saleh Bantilan langsung mengambil langkah cepat. Sehari pasca aksi petani, Bupati langsung mengundang Pimpinan DPRD, Forkompimda, beserta sejumlah pejabat terkait dan perwakilan petani di ruang kerja Bupati, Selasa (16/7).

Setelah mendapat respon dan dukungan Pimpinan DPRD Tolitoli, Forkompimda dan perwakilan petani, Saleh Bantilan akhirnya menetapkan harga pasaran cengkeh di Tolitoli seharga Rp 100.000 per kilogram. Meski sebelumnya Ketua DPRD Tolitoli, Andi Ahmad Syarif berpendapat bahwa rencana Bupati untuk membuat keputusan menatapkan harga cengkeh di pasaran bukan merupakan solusi.

“Kami sangat mengapresiasi rencana Bupati untuk menetapkan harga cengkeh. Persoalan kemudian adalah pedagang apa mau menerima itu,” ungkap Andi Ahmad Syarif.

Sebanyak tiga orang perwakilan petani yang tergabung dalam FKPCT yang hadir dalam pertemuan tersebut, meski juga menyadari bahwa rencana keputusan Bupati untuk menetapkan harga cengkeh tidak menjadi solusi tetapi mereka berharap agar keputusan itu tetap dilakukan Bupati.

“Kami setuju dan merespon langkah pak Bupati untuk menetapkan pemberlakukan harga cengkeh Rp 100.000 di pasaran walaupun kami juga menyadari bahwa ini langkah yang sangat sulit. Tapi kita coba saja sambil kemudian mencari pola lain menyikapi upaya untuk membaiknya harga cengkeh di Tolitoli,” tutur Jasmin H. Ardy.

Usai pertemuan dengan Pimpinan DPRD bersama Forkompimda dan perwakilan petani, Saleh Bantilan kepada media menuturkan, keputusan yang diambil pihaknya mutlak harus dijalankan oleh pedagang.

“Jadi ini keputusan saya sebagai Bupati harus dijalankan. Kita jalan saja. Kita akan uji coba dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Kalau misalnya ada kendala, pedagang tidak menjalankan itu maka selaku pemerintah kamni akan terus berupaya hingga harga cengkeh Tolitoli membaik. Saya akan bermohon langsung ke Presiden Joko Widodo untuk membantu perbaikan harga cengkeh di Tolitoli. Yakin saja, saya akan lakukan itu,” tegas Alek Bantilan.

Sementara itu, Pimpinan CV. Tolis Prima, Kudi yang hendak dimintai tanggapannya terkait keputusan Bupati Tolitoli tersebut belum berhasil karena yang bersangkutan masih berada di Surabaya. Meski demikian, melalui putranya, Erick mewakili perusahaan yang ditemui sejumlah media di kantornya mengemukakan, langkah Bupati Tolitoli menetapkan harga seperti itu dinilainya sangat positif.

“Saya kira itu bagus. Persoalannya sekarang, kami harus menjual kemana sementara pasar ke pabrik rokok harganya ditekan. Kami sudah pasti tidak akan mampu untuk membeli dengan harga seperti itu. Kalau pemerintah daerah mau membeli seharga itu, kami siap menjual kepada pemda. Pemda saja yang membeli,” tutur Erick.

Menanggapi dugaan CV. Tolis Prima yang merupakan mitra kerja PT. Sampoerna yang mengatur fluktuasi harga cengkeh di Sulawesi, Erick dengan tegas membantah bahwa pihaknya membangun kemitraan dengan PT. Sampoerna hanya di bidang penyaluran bantuan bibit dan pupuk untuk petani cengkeh.

“Kami dengan PT. Sampoerna bermkitra hanya untuk menyalurkan bibit dan pupuk untuk petani cengkeh. Tidak ada perjanjian khusus terkait pemasaran komiditi cengkeh. Kami bebas mau jual kemana saja pabrik rokok yang cocok. Kalau kami cocok menjualnya ke Sampoerna ya jual kesana. Kami bisa jual ke Jarum atau pabrik rokok lainnya,” tegas Erick. MP

Pos terkait