POBOYA, MERCUSUAR – Seorang pria yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tromol ditemukan dalam kondisi kritis diduga akibat penganiayaan berat, di area seputaran tromol Kelurahan Poboya. Setelah menjalani perawatan intensif selama dua hari, korban yang diketahui bernama Ramos warga Kotamobagu itu, akhirnya meninggal dunia.
Informasi yang diperoleh, peristiwa itu diperkirakan terjadi pada Minggu (26/5/2024) malam. Korban ditemukan rekannya IS, sudah berlumuran darah akibat penganiayaan itu di jalan menuju tromol di kelurahan tersebut.
Melihat korban dalam kondisi kritis, IS bergegas meminjam mobil warga setempat dan melarikan korban ke Rumah Sakit Undata. Korban sempat menjalani perawatan hingga Selasa (28/5/2024) siang, Ramos menghembuskan nafas terakhirnya.
Kasubsi PIDM Humas Polresta Palu, Aiptu Kadek Aruna, membenarkan peristiwa tersebut. Kepolisian baru dilaporkan kejadian itu pada Selasa siang. Perihal itu dilaporkan ke piket SPKT Polsek Mantikulore, yang ditindaklanjuti dengan menugaskan sejumlah petugas ke kamar jenazah RS Undata.
“Jenazah korban sudah dibawa oleh pihak keluarganya ke kampung halamannya,” jelas Aruna.
Dia menambahkan, dari pemeriksaan luar korban mengalami luka tusuk di bagian rusuk dan perut serta luka robek di bagian tangan sebelah kanan.
Aruna mengatakan, pihaknya telah meminta pihak keluarga untuk membuat laporan resmi, namun hingga saat ini hal itu belum dilaporkan. Kepolisian juga meminta untuk melakukan autopsi dan visum, namun keluarga menolak dan meminta memakamkan keluarga di kampung halamannya.
“Pihak Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi kepada jenazah dan hasil kesepakatan pihak keluarga tidak merasa keberatan atau menuntut kepada siapapun terkait kejadian tersebut,” jelasnya.
Sementara, lanjut Aruna, untuk terduga pelaku dan penyebab pasti kejadian tersebut belum dapat disimpulkan, mengingat waktu kejadian pada malam hari dan lokasi kejadian dalam keadaan sepi.
Kepolisian mengimbau kepada masyarakat, agar senantiasa menjaga keamanan diri masing- masing, mengingat di lokasi itu masih berlangsung penambangan oleh masyarakat, sehingga kejadian serupa kemungkinan bisa terulang kembali. AMR