Bus Trans Palu Mulai Sepi Peminat

Salah satu Bus Trans Palu saat berangkat dari titik keberangkatan di sekitaran Kantor Wali Kota Palu, Kamis (15/1/2025). FOTO: RUSTAM/MS

TANAMODINDI, MERCUSUAR – Penerapan tarif untuk Bus Trans Palu per tanggal 1 Januari 2025, ternyata menimbulkan permasalahan baru, yakni mulai sepi peminat. Berbeda dengan belum diterapkan tarif selama tiga bulan terakhir, di mana Bus Trans Palu selalu ramai penumpang. 

Sebelumnya, sejak Pemerintah Kota Palu mulai mengenalkan 26 unit Bus Trans Palu sebagai layanan operasional bagi pengguna kendaraan, apalagi dengan bebas biaya, di setiap titik pemberangkatan Bus Trans Palu ramai dengan penumpang.

Sebut saja seperti di titik pemberangkatan Taman GOR, kemudian di sekitar Kantor Wali Kota Palu, serta titik-titik pemberangkatan lainnya, dipenuhi dengan masyarakat yang ingin mencoba bus tersebut. Keramaian warga yang memadati titik-titik pemberangkatan hanya bertahan tiga bulan saja, yakni sejak 1 Oktober-31 Desember 2024 lalu.

“Sejak penerapan tarif berbayar untuk pengguna Bus Trans Palu mulai 1 Januari 2025, di beberapa titik-titik pemberangkatan mulai sepi pengguna Bus Trans Palu. Kami juga belum mengetahui masalah tersebut,” kata supir Bus Trans Palu, Rivan, Rabu (15/1/2025).

Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pehubungan (Dishub), memberlakukan tarif bervariatif untuk penumpang Bus Trans Palu. Khusus siswa dikenai tarif Rp2.500, sementara untuk masyarakat umum dikenai tarif Rp5.000 per satu titik tujuan yang ditempuh.

Metode pembayarannya pun tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakan metode pembayaran by sistem. Siswa atau masyarakat umum menggunakan pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Khusus menggunakan E-Money Bank Mandiri, rencananya kartunya akan dijual di titik-titik pemberangkatan penumpang seperti di Taman GOR. Sementara metode pembayaran manual, bisa menggunakan saldo dari pramugara-pramugari yang ada di bus atau saldo dari sopir, lalu kemudian diganti sejumlah biaya yang dikeluarkan.

“Memang terjadi perbedaan signifikan antara sebelum dikenakan biaya maupun setelah dikenakan biaya untuk jasa Bus Trans Palu. Sebelum dikenai biaya, di beberapa titik penjemputan ramai pengguna jasa yang mengantri untuk bisa menikmati layanan Bus Trans Palu. Kita bisa lihat sekarang di sini, dulu banyak sekali penumpang, bahkan ada yang terpaksa berdiri, karena tidak dapat tempat duduk. Sekarang berbeda sekali, tempat duduk banyak yang kosong,” terangnya.

Sementara itu, Andi, sopir Bus Trans Palu rute Pantoloan juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, semua kalangan menikmati dan menggunakan jasa Bus Trans Palu.

“Semua ada, baik siswa, karyawan, kantoran, masyarakat umum, tetapi tidak seperti yang waktu gratis. Kalau waktu gratis, sering full tempat duduk dan biasanya di titik star seperti ini bisa banyak penumpang yang menunggu. Kalau sekarang, kita lihat sendiri, tidak sebanyak seperti waktu gratis,” terangnya. UTM

Pos terkait