Cabai Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Berita 18 Agustus Cabai Punya Nilai Ekonomi Tinggi

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, menyampaikan perkembangan produksi cabai di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih belum merata, kadang stabil kadang menurun, karena kondisi cuaca yang tidak menentu, seperti musim hujan yang berlebihan atau musim kemarau yang berkepanjangan.

Hal itu ia kemukakan saat acara menanam cabai bersama Tim Penggerak PKK Sulteng dan Pemda Donggala di Desa Wani, Kabupaten Donggala, Rabu (15/8/2018).

“Cabai adalah salah satu komoditas strategis karena memiliki nilai ekonomi tinggi serta peluang pasar yang besar,” ujar Gubernur Longki

Namun demikian, Gubernur Longki menyerukan kepada para pejabat instansi terkait, Tim Penggerak PKK, dan seluruh masyarakat di daerahnya untuk mengintesifkan gerakan menanam cabai guna meningkatkan produksi cabai dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Karena itu diperlukan perhatian dan keseriusan semua pihak dalam mengembangkannya,” katanya

Gubernur yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng ini mengatakan, pengembangan cabai akan intensif bila ada dukungan dan keterpaduan program pemerintah daerah, lembaga ekonomi terkait, mitra kerja, dan kelompok tani.

Ia menyambut baik serta mengapresiasi usaha dan kerja keras semua pihak, baik itu dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah dan Pemda Donggala.

“Serta kelompok tani setempat yang mendukung gerakan menanam cabai, sebagai upaya penguatan penyediaan produksi cabai sepanjang tahun,” ujarnya.

Menurut Gubernur Longki, penguatan budidaya cabai perlu dilakukan melalui penerapan teknologi pertanian yang intensif seperti penggunaan benih yang bermutu, pupuk yang berimbang, pengairan yang memadai, dan pemberantasan hama yang efektif sehingga pertumbuhan tanaman akan maksimal dan produktif. 

Ia minta kepada seluruh masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong untuk menanam cabai, minimal untuk memenuhi sendiri kebutuhan cabai keluarga sehari-hari, dengan begitu perekonomian akan terhindar dari ancaman inflasi hanya karena harga cabai di pasaran melonjak tajam akibat kelangkaan stok.

Sementara Tim Penggerak PKK Sulteng yang diwakili Wakil Ketua II, Hasiati Ponulele mengemukakan bahwa Kementan mencanangkan gerakan tanam cabai sejak 2016 dan mengajak ibu – ibu PKK di seluruh Indonesia untuk memberikan kontribusi dalam menggerakkan pertanian dan ikut terlibat dalam menanam cabe di pekarangan.

“PKK Sulteng telah berupaya menggerakkan masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan antara 1 sampai 5 pohon di setiap rumah,” katanya.

Gerakan itu ujar Hasiati, diyakini dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan menumbuhkan budaya menanam di kalangan keluarga.
Kabupaten Donggala sendiri pada 2018 ini mencanangkan penanaman cabe seluas 120 hektare di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Sindue Tombusabora, Banawa Selatan, Tanantovea dan Kecamatan Labuhan. BOB

Pos terkait