PALU, MERCUSUAR – Salah seorang calon haji yang sebelumnya batal berangkat ke Jeddah, Arab Saudi, meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Wahidin Makassar. Almarhum bernama Arpan Baharuddin Syuaib (50) telah diterbangkan ke Palu untuk dimakamkan di Desa Wani, Kabupaten Donggala, Selasa (14/8/2018). “Semoga almarhum khusnul khatimah, dan semoga Allah menempatkan almarhum di tempat yang terbaik di sisiNYA. Aamiin,” demikian keterangan Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumentasi Haji, H. Arifin, Selasa.
Arpan Baharuddin Syuaib adalah calon haji (JCH) dari Kloter 6 BPN asal Kabupaten Tolitoli. Ia ditunda keberangkatannya untuk menunaikan haji tahun ini karena tidak dapat direkomendasikan untuk berangkat oleh tim kesehatan embarkasi alias tidak layak terbang. Penanggung jawab teknis kesehatan haji Sulteng, Budiman AR merinci sakitnya. “Ada benjolan di paru-paru,” katanya, Jumat (3/8/2018). Saat berada di Asrama Haji Transit Palu almarhum telah mengeluhkan sesak di dada. Rupanya setelah dipulangkan dari Balikpapan ke Palu, almarhum dan istri berobat lanjut ke Makassar. Lantaran keputusan terhadap suaminya, istrinya, Nuryati Eddy Rosang (39) pun memilih ikut menunda keberangkatannya.
Total ada sembilan jemaah haji asal Sulteng yang ditunda keberangkatannya tahun ini karena sakit. Dengan demikian, JCH Sulteng tahun 2018 yang diberangkatkan adalah 1.980 orang dan 21 petugas. Rinciannya kloter 5 sebanyak 451 orang, kloter 6 sebanyak 452 orang, kloter 7 sejumlah 452 orang, kloter 8 sebanyak 452 orang, dan kloter 9 dengan 194 jemaah. Sebelumnya, jemaah asal Kota Palu atas nama Mariso Bakri Mat Bisri menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit King Abdul Aziz Mekkah, dalam usia 56 tahun, Sabtu (11/8/2018) pukul 11.00 waktu Arab Saudi atau sekitar pukul 16.00 Wita.
HEMAT TENAGA
Sementara itu, menjelang sepekan wukuf di Arafah, suasana di Masjidil Haram mulai dipadati tamu-tamu Allah dari seluruh dunia. Anggota Kloter 6 BPN, Zulkiflin Pajala mengatakan pada Senin (13/8/2018) malam, ketika Salat Maghrib Masjidil Haram sudah penuh sesak.
“Pengalaman saya tidak bisa sujud atau hanya bisa salat berdiri dan dengan isyarat saja,” tulis Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulteng itu dalam keterangannya, Selasa.
Ia menambahkan, mulai 17 Agustus nanti, bus salawat yang biasa digunakan untuk mengangkut jemaah mulai berhenti dan akan beroperasi lagi pada 25 Agustus setelah wukuf.
Sejauh ini kondisi jemaah Kloter 6 BPN Asal Kota Palu dan Kabupaten Tolitoli masih stabil walau memang masih ada jemaah yang dirawat.
“Daerah kerja Mekkah dan sektor 5 telah mengeluarkan instruksi agar jemaah tidak usah memaksanakan diri ke Masjidil Haram untuk salat lima waktu karena cuaca sangat panas. Sebaiknya siapkan tenaga untuk melaksakan wukuf dengan semua rangkaiannya,” tambahnya. DAR