PETOBO, MERCUSUAR – Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, melakukan Voluntary Counselling and Testing (VCT) Mobile kepada seluruh anak binaannya, Senin (27/2/2023) siang. Hal ini dilakukan, untuk mencegah penyakit HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruangan Aula area Blok Hunian LPKA Palu. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang anak binaan, sebutan dari Anak yang Berhadapan Hukum (ABH) yang berada di LPKA Palu.
Dalam kesempatan tersebut, Dinkes Kota Palu diwakili oleh Ni Made Suryati selaku pengelola program HIV/AIDS dan IMS beserta staf, disambut langsung oleh Kepala LPKA Palu, Revanda Bangun bersama dengan Kepala Subseksi Keperawatan, John Adrianto dan staf. Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Kepala Divisi Administrasi (Kadivmin) Kantor Wilayah Kemenkumham Sulteng, Raymond J.H Takasenseran, yang turut menyaksikan jalannya pemeriksaan kesehatan hingga usai.
“Kami akan terus mengupayakan, agar setiap anak di sini mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima. Kami tidak ingin pertumbuhan mereka terhambat, karena memiliki riwayat penyakit, apalagi bisa sampai menularkan kepada orang sekitarnya, seperti halnya HIV AIDS ini. Pastinya, kegiatan ini adalah cara kita untuk mendeteksi sedini mungkin,” jelas Kepala LPKA Palu.
Senada, Kadivmin juga turut mengapresiasi diadakannya kegiatan tersebut. Di samping berguna dalam hal kesehatan dan tumbuh kembang anak, juga dapat menguatkan sinergitas antara Kemenkumham bersama pemerintah daerah. Dirinya mengimbau agar hal baik tersebut dapat senantiasa ditingkatkan.
“Tentu ini sangat baik buat kebaikan kita semua. Ini kolaborasi yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan dari anak-anak kita, yang merupakan calon pemimpin bangsa. Saya yakin kebersamaan ini akan membawah daerah yang kita cintai ini menjadi lebih maju lagi,” pesan Kadivmin.
Sementara itu, Ni Made Suryati pun menjelaskan, dalam pemeriksaan atau skrining yang dilakukan, pihaknya tidak menemukan kasus positif gejala ataupun penyakit HIV/AIDS dan IMS yang menimpa anak. Namun kata dia, sosialisasi dan pencegahan terhadap penyakit menular harus terus digiatkan, apalagi hal tersebut sangat rentan terjadi pada kelompok usia anak.
“Puji syukur, hasilnya semua anak tidak terdeteksi adanya penyakit menular, namun pencegahan harus terus kita lakukan bersama. Penyakit ini tidak bergejala makanya kita harus rutin mengadakan pemeriksaan,” tutupnya. */JEF