TANAMODINDI, MERCUSUAR – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagind) Kota Palu, Ajenkris mengakui, dari 1800 jumlah Industri Kecil Menengah (IKM), beberapa diantaranya terdampak perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Banyak pelaku IKM harus menurunkan atau mengurangi jumlah produksi.
“Akibat perpanjangan PPKM itu sebenarnya mempengaruhi roda perekonomian, dimana ada tenaga kerja itu sebagian besar minta pulang kampung karena di rumahkan tidak di gaji,” kata Ajenkris, Rabu (8/9/2021).
Tidak sedikit, pelaku IKM beralih berjualan melalui daqring agar tetap bertahan dimasa pandemi Covid-19 dan menutup usahanya sebab tidak mampu membayar opersional usaha.
Sedangkan Disperdagin Kota Palu tidak bisa berbuat banyak untuk membantu para IKM tersebut. Ajenkris hanya hanya bisa mengucapkan bersabar dan terus berupaya membantu pemerintah dalam menekan kasus Covid-19, sehingga roda perekonomian bisa kembali berjalan dengan normal.
“Kita hanya bisa mengimbau saja. Karena apa juga kekuatan Pemda ini, disamping refocusing dana kita dipotong untuk penanganan Covid-19, kita hanya bisa bantu semampunya saja,”ujar Ajenkris.
Seberapa banyak IKM tetap bertahan akan dilihat setelah pandemi Covid-19 di Kota Palu berakhir, dan akan dilakukan pendataan kembali untuk update jumlah IKM.
“Kita ada sementara mendata kembali jumlah IKM di Kota Palu, mana saja yang masih bertahan dan sudah tutup,”sebut Ajenkris. ABS