PALU, MERCUSUAR – One Asia Foundation (OAF), sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pembentukan Komunitas Masyarakat Asia di masa depan, kembali melaksanakan seri kuliah umum (General Lecture Series) di Universitas Tadulako (Untad). Seri kuliah umum ke-13 ini seperti seri sebelumnya, juga dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Seri diskusi bertajuk Education of Asian Community ini menghadirkan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untad, Dr. Ir. Amiruddin Kade, M.Si, sebagai pembicara. Dirinya memaparkan mengenai konsep Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.
Dalam pemaparannya, Dr. Amiruddin Kade menjelaskan rencana pelaksanaan Kampus Merdeka di FKIP Untad. Kata dia, Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Dr. Amiruddin Kade menjelaskan, ada beberapa bentuk kegiatan pembelajaran yang masuk dalam konsep Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, sesuai dengan Permendikbud No 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1, di mana dapat dilakukan di dalam Program Studi dan di luar Program Studi. Konsep-konsep ini antara lain misalnya; pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, serta membangun desa/KKN tematik.
“Untuk FKIP sendiri, terutama FKIP Untad, yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan saat ini aalah pertukaran pelajar, asistensi mengajar di satuan pendidikan, serta membangun desa/KKN tematik,” ujarnya.
Menurut Dr. Amiruddin Kade, program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan perguruan tinggi, untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, serta menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
“Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel, diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya, sesuai dengan passion dan bakatnya,” ujarnya.
Seri kuliah umum yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta kalangan akademisi. Seri kuliah umum ini akan dilaksanakan secara rutin dengan tema-tema lainnya. JEF