TALISE, MERCUSUAR – Pemerintah Kota Palu melalui Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Presly Tampubolon, mendampingi kunjungan lapangan delegasi Kedutaan Besar Swiss untuk Indonesia bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke kawasan Hunian Tetap (Huntap) Talise, Rabu (14/5/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kota Palu pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi tahun 2018. Huntap Talise dipilih sebagai salah satu pilot project kerja sama antara BNPB dan Kedubes Swiss, yang dinilai strategis dalam upaya memperkuat ketahanan wilayah rawan bencana.
Dalam keterangannya, Presly Tampubolon menjelaskan bahwa kunjungan ini fokus pada pelaksanaan kajian Cost Benefit Analysis (CBA), sebuah metode untuk menilai sejauh mana efektivitas dan efisiensi program rehabilitasi dan rekonstruksi yang telah dan akan dijalankan.
“Melalui pendekatan CBA, kita dapat menghitung seberapa besar anggaran yang telah digelontorkan untuk pemulihan, dan sebanding apa manfaatnya bagi masyarakat. Ini penting sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan program yang paling tepat sasaran,” ujar Presly.
Ia menambahkan, hasil kajian ini akan menjadi pedoman dalam menyusun prioritas pembangunan, terutama dalam aspek mitigasi bencana di masa depan. Dengan keterbatasan anggaran, kajian ini akan membantu pemerintah menentukan sektor mana yang perlu mendapat perhatian lebih dulu.
“Jika rasio Cost Benefit suatu program tinggi, maka berarti program tersebut sangat layak untuk dijadikan prioritas utama. Sebaliknya, jika rendah, bisa dipertimbangkan di tahap selanjutnya,” jelasnya.
Proyek percontohan ini akan dijalankan oleh BNPB dengan dukungan pendanaan dari Kedutaan Besar Swiss. Diharapkan, hasilnya akan menjadi model nasional dalam membangun strategi pemulihan dan mitigasi bencana yang lebih terukur, efektif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. RES