PALU, MERCUSUAR – Direct Relief, sebuah organisasi nirlaba, non-partisan asal Amerika Serikat, yang fokus pada peningkatan kesehatan dan kehidupan orang-orang yang terkena dampak kemiskinan atau situasi darurat, menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak, untuk memobilisasi dan menyediakan sumber daya medis penting yang diperlukan untuk perawatan masyarakat terdampak bencana 28 September 2018 lalu. Kerjasama dengan sejumlah pihak, seperti Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Pemerintah Kota Palu, Pemerintah Kabupaten Sigi, juga Pemerintah Kabupaten Donggala ini, ditandai dengan penandatanganan perjanjian hibah dan nota kesepahaman, di Lantai II Gedung Rektorat Unismuh Palu, Senin (8/7/2019).
Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan oleh Executive Vice President & Chief Operating Officer, Bhupi Singh mewakili pihak Direct Relief, Ketua PP MDMC, Budi Setiawan mewakili MDMC, Rektor Unismuh Palu, Dr Rajindra Rum, SE, MM mewakili Unismuh Palu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Sulteng, dr Reny Lamadjido mewakili Pemprov Sulteng, Kadis Kesehatan Kota Palu, dr Husaema mewakili Pemkot Palu, Kadis Kesehatan Kabupaten Sigi, Roland Franklin, mewakili Pemkab Sigi, serta Kadis Kesehatan Kabupaten Donggala, Muzakir Ladoali, mewakili Pemkab Donggala.
Adapun bantuan yang diberikan berupa anggaran pembangunan RS Siti Fadilah Supari PKU Muhammadiyah Palu, serta bantuan pembangunan Puskesmas pembantu di dua kabupaten, masing-masing dua di Kabupaten Donggala, yakni di Desa Walandano, Kecamatan Balaesang dan jalur trans Kebun Kopi Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, serta empat desa di Kabupaten Sigi, masing-masing Desa Kalawara, Kecamatan Gumbasa, Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, serta Desa Bobo dan Tanah Harapan, Kecamatan Palolo.
Rektor Unismuh Palu, Dr Rajindra Rum, SE, MM, dalam sambutannya mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pihak Direct Relief yang telah memberikan bantuan bagi pembangunan RS Siti Fadilah Supari PKU Muhammadiyah Palu, yang sebelumnya hanya berstatus sebagai klinik. Pihaknya berharap, RS ini kedepan dapat mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng.
“Apalagi RS ini merupakan RS binaan langsung Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PP MDMC, Budi Setiawan mengatakan, perlu kerja bersama untuk membangkitkan Palu dan Sulawesi Tengah pascabencana. Untuk itu, pihaknya berterima kasih kepada pihak Direct Relief yang telah membantu dan berharap pembangunan fasilitas yang dilakukan, dapat berjalan dengan lancar, sesuai rentang waktu yang ditentukan.
Executive Vice President & Chief Operating Officer, Bhupi Singh, dalam sambutannya mengatakan, selama 71 tahun terakhir, Direct Relief telah bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi nirlaba, untuk mendukung pemulihan kesehatan pascabencana. Dengan MDMC sendiri kata dia, kerjasama telah dilakukan sejak pascabencana tsunami di Aceh tahun 2004.
Pengalaman puluhan tahun menangani pemulihan kesehatan pascabencana kata dia, telah menjadi modal berharga bagi Direct Relief untuk turut serta dalam upaya pemulihan pascabencana di Sulteng, khususnya di Palu, Sigi, dan Donggala.
“Kami bangga bisa bekerjasama dengan pihak MDMC, Pemerintah Provinsi Sulteng, Pemkot Palu, serta Pemkab Sigi dan Donggala, untuk pembangunan fasilitas kesehatan yang terdampak bencana 28 September 2018 lalu. Bagi kami, pemulihan fasilitas kesehatan adalah hal yang penting dalam hal pemulihan pascabencana. Kami juga akan menjajaki kemungkinan membangun dua puskesmas pembantu di Palu,” jelasnya.
Penandatanganan perjanjian hibah dan nota kesepahaman ini juga dihadiri oleh Asisten II Setda Kota Palu, Imran Lataha, Staf Ahli Gubernur bidang Pemerintahan dan Kesra, Siti Norma Mardjanu, sivitas akademika Unismuh Palu, pihak MDMC Sulteng, serta undangan lainnya. JEF