Dishut Kenalkan Kopi Manjapu

FOTO KPH DISHUT

PALU, MERCUSUAR – Dinas Kehutanan (Dishut) Sulteng memperkenalkan Kopi Manjapu kepada Gubernur Sulteng, Longki Djanggola dan pengunjung stand Dishut saat pembukaan Sulteng Expo 2019, Selasa (9/4/2019).

Kopi asal Kabupaten Tojo Unauna (Touna) itu dikelolah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sivia Patuju Touna.  

Kepala Dishut Sulteng, Nahardi mengatakan Sulteng memiliki Sumber Daya Alam (SDA) cukup banyak yang bisa diolah untuk menghasilkan berbagai produk, salah satunya Kopi Manjapu.

“Ini salah satu dari sekian produk olahan dari hutan Sulteng,” katanya.

Dalam proses pengembangannya, lanjut Nahardi, pihaknya terus melakukan pendampingan secara intesn, agar kopi itu bisa dikenal diberbagai daerah di Indonesia 

Selain itu, pengembangan kopi itu juga merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat bahwa potensi hutan Sulteng bisa olah menjadi produk yang bisa dijual dan sehat. “Bahkan bisa menjadi sumber pendapatan daerah dan masyarakat,” katanya. 

Sementara itu, salah seorang anggota KPH Dishut Sulteng, Amar Subekti mengatakan Kopi Manjapu merupakan kopi jenis robusta  yang ditanam di Desa Tobiano, Kecamatan Tojo Barat diatas ketinggal 900 – 1.100 mpdl. 

“Pemasarannya masih dikirim ke Kota Palu. Kalau di Ampana sudah cukup populer. Selain kami (KPH), kopi itu juga dikelolah oleh kelompok tani hutan,” jelasnya. 
Membedakan dengan jenis kopi lainnya pada proses pengolaannya, mulai dari pemilihan biji saat panen hingga proses rosting. Sebab saat dipanen kopinya harus benar-benar masak, lalu dijemur secara alami agar biji lepas dari kulit. Kemudian disangrai menggukan alat rosting. “Dulunya disangrai pakai alat tradisional karena sulit mengukur tekanan suhu dan kadar air, makanya kami alat rosting,” jelasnya. 

Kopi Manjapu telah mendapat izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Touna dan dikemas dalam bentuk menarik. Untuk kopi jenis bubuk Kopi Manjapu dihargai Rp30 ribu. BOB

Pos terkait