Donggi Senoro Mendorong Pertumbuhan Daerah

PALU, MERCUSUAR – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah, Miyono, menegaskan PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG) di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai sangat berperan ikut mendorong pertumbuhan daerah di Sulawesi Tengah. Laju pertumbuhan ekonomi Sulteng juga ditopang industry pengolahan, utamanya DSLNG.

Hal itu dikemukakan Miyono ketika bersilaturahmi di kantor Mercusuar, Rabu (20/6) siang. Miyono diterima Pemimpin Umum Mercusuar, Triputra Toana.

Miyono menjelaskan, pertengahan Maret lalu, ia berkunjung ke kilang LNG Donggi Senoro, di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai. Ia melihat perusahaan itu memang tidak menyerap banyak tenaga kerja lokal, namun laju pertumbuhan ekonomi di Sulteng saat ini termasuk ditopang oleh DSLNG.

Ia mengemukakan, tercatat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sepanjang 2016 mencapai 9,98 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02 persen.

Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, dan angka inflasi yang rendah sebesar 1,49 persen, itu artinya peningkatan pendapatan riil di Sulteng cukup baik.

Meski tidak dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal, Miyono juga melihat DSLNG telah melakukan pengembangan masyarakat melalui berbagai program sosial perusahaan. Berbagai program itu mengarah ke perbaikan kehidupan masyarakat di sekitar perusahaan.

Ia juga menjelaskan, posisi DSLNG di Sulteng sangat strategis di masa datang. Dengan meningkatnya penggunaan gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi, akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulteng.

“Proyek DSLNG menjadi growth engine (mesin pertumbuhan) bagi kawasan, khususnya pertumbuhan ekonomi di Sulteng dan kawasan Indonesia Timur,” katanya.

Miyono juga menginggung megaproyek yang bertetangga dengan DSLNG, pabrik amonia milik PT Surya Esa Perkara Tbk (ESSA) melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU). Perusahaan ini akan menerima bahan baku pasokan gas dari DSLNG. Karena lokasinya bertetangga, jadi selain hemat biaya distribusi, pasokan juga dijamin berlanjut.

Menurut Miyono, kedua perusahaan bertetangga itu akan semakin besar potensinya untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Data yang diperoleh, pabrik amonia PAU memiliki kapasitas produksi 700 ribu ton per tahun. Pada tahap awal, gas yang akan dipasok dari DSLNG mencapai 55 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).MAN

 

Pos terkait