PALU, MERCUSUAR – Yayasan Sayangi Tunas CIlik (YSTC) mitra Save the Children berhasil mempertemukan Bayu (7) dengan Neni (40), ibu dari Bayu yang keduanya terpisah saat gempa dan tsunami terjadi di kota Palu pada 28 September 2018.
“Saya sangat bersyukur bisa segera bertemu dengan Bayu, satu minggu saya tidak mendapatkan kabar apapun. Apalagi kondisi saya setelah gempa juga tidak memungkinkan untuk mencari Bayu kemana-mana. Sampai akhirnya saya mendapatkan kabar ternyata Bayu berada di Makassar”, ungkap Neni seraya berkaca-kaca.
Neni menceritakan situasinya bahwa setelah gempa, ia sulit untuk bisa berjalan karena kakinya terluka akibat reruntuhan gempa. Sementara suami Neni juga menjadi korban saat gempa dan tsunami terjadi di Palu, Donggala dan Sigi.
Meski sudah mengetahui keberadaan anaknya dalam situasi yang aman di Makassar, Neni tidak dapat bertemu dengan Bayu. Mereka pun hanya dapat memberikan kabar melalui ponsel genggam.
Di Makassar, Bayu ikut mengungsi dengan kolega Neni, Ati (40) yang saat terjadi gempa berusaha menyelamatkan Bayu dari reruntuhan bangunan.
“Saat itu, suasananya begitu rumit. Saya belum dapat menemukan keluarga Bayu, maka saya bersama dengan gelombang pengungsi membawa Bayu ke Makassar” kata Ati.
“Saat terjadi gempa, saya memang sudah terpisah dari Bayu. Saat itu ia sedang bermain di anjungan bersama teman-temannya” tutur Neni.
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini, Bayu belum pernah terpisah dari keluarganya. Sementara kali ini Bayu dan Neni harus terpisah lebih dari 810 km.
“Setelah terpisah hampir dua bulan, hari ini saya sangat senang Bayu bisa kembali pulang ke rumah, ia bisa kembali bersekolah. Saat ini ia duduk di kelas satu, Ia bisa kembali bertemu dengan teman-temannya disini” ujar Neni seraya menahan rasa haru.
Sebelumnya Bayu terdaftar sebagai anak yang terpisah dari keluarganya melalui tim identifikasi Yayasan Sayangi Tunas CIlik yang berada di Makassar, kemudian keberadaan orang tua Bayu yang berada di Palu berhasil di identifikasi. Setelah dilakukan penelusuran dan keberadaan keluarga, Bayu dan Neni berhasil dipertemukan pada 23 November 2018 di tempat tinggal Neni yang berlokasi di daerah Matikulore.
Dalam proses reunifikasi, Yayasan Sayangi Tunas CIlik bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan melalui Sekretariat Bersama Perlindungan Anak yang berada di masing-masing provinsi.
“Upaya reunifikasi ini dapat berjalan dengan lancar karena dukungan dari semua pihak yang memastikan anak-anak bisa tetap diasuh oleh keluarganya.” ungkap Rosianto
Hamid, Field Operation Director Yayasan Sayangi Tunas CIlik. Rosianto juga menambahkan
“Keberhasilan ini dapat memberikan harapan baru agar keluarga ataupun anak-anak lainnya yang saat ini masih dalam kondisi terpisah dari keluarganya bisa kembali berkumpul”.*/TIN