PALU, MERCUSUAR — Perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah dinamika global. Hingga triwulan III tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Sulteng mencapai 7,79 persen (year-on-year), melampaui angka nasional. Kinerja ini ditopang sektor pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, serta konstruksi yang terus ekspansif seiring meningkatnya aktivitas masyarakat dan ekspor komoditas unggulan daerah. Inflasi tetap terkendali di level 3,92 persen (yoy), hanya sedikit meningkat dari bulan sebelumnya.
Realisasi APBN Regional Sulawesi Tengah hingga 31 Oktober 2025 mencerminkan kinerja fiskal yang stabil dan adaptif. Pendapatan negara tercatat Rp6,11 triliun atau 81,05 persen dari target, sementara belanja negara mencapai Rp19,32 triliun atau 75,20 persen. Defisit berada pada posisi aman sebesar Rp13,21 triliun.
Penerimaan perpajakan terus tumbuh didukung perbaikan administrasi, implementasi PMK Nomor 81 Tahun 2024, serta meningkatnya kepatuhan wajib pajak di sektor perdagangan dan jasa. PNBP juga menguat, terutama dari sektor kehutanan dan pertambangan nikel.
Pemerintah pusat menjaga prinsip efisiensi melalui belanja yang terarah pada prioritas pembangunan nasional, penguatan daya beli masyarakat, program padat karya, bantuan sosial, serta pembangunan infrastruktur dasar. Adapun Transfer ke Daerah (TKD) telah terealisasi Rp14,48 triliun atau 81,12 persen dari pagu 2025.
Di sisi pemerintah daerah, realisasi APBD Provinsi Sulawesi Tengah hingga Oktober 2025 menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Pendapatan daerah tercatat Rp16,92 triliun atau 65,82 persen dari target. Sementara itu, belanja daerah terealisasi Rp15,34 triliun atau 57,55 persen dari pagu, dengan posisi surplus Rp1,98 triliun.
Pendapatan terbesar masih berasal dari Transfer ke Daerah. Namun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga tumbuh positif berkat inovasi pemungutan pajak, digitalisasi layanan publik, dan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat.
Belanja daerah menunjukkan progres percepatan, terutama pada belanja modal yang meningkat di triwulan III seiring pelaksanaan proyek fisik seperti pembangunan jalan penghubung antardaerah serta revitalisasi fasilitas kesehatan. Hal ini menegaskan komitmen Pemprov Sulteng dalam menggerakkan ekonomi melalui belanja produktif.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi dan fiskal Sulawesi Tengah hingga awal triwulan IV 2025 bergerak ke arah positif. Pertumbuhan ekonomi tetap kuat, inflasi terkendali, dan pengelolaan fiskal semakin efektif. APBN dan APBD berfungsi optimal sebagai instrumen stabilisasi ekonomi, menjaga daya beli, serta mendukung kesinambungan pembangunan daerah.
Ke depan, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh pemangku kepentingan akan terus diperkuat agar pertumbuhan ekonomi Sulteng tidak hanya tinggi secara angka, tetapi juga inklusif, berkelanjutan, dan mampu menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. */JEF






