Ekspor Perikanan, Terkendala Jadwal Penerbangan

Muh Arif Latjuba 4

PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, Muh Arif Latjuba menyebutkan setelah launching ekspor perdana tuna segar dari Sulteng ke Jepang oleh Menteri  Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo beberapa waktu lalu, geliat ekspor perikanan di daerah itu menunjukkan peningkatan yang baik.

Namun, saat ini ia mengungkapkan pihak eksportir masih menghadapi kendala, di antaranya terkait reefer container di pelabuhan laut, serta konektivitas jadwal penerbangan.

“Kemarin hasil dari launching pak Menteri, geliatnya semuanya mau untuk melaksanakan ekspor. Hanya kendala pihak eksportir itu adalah yang pertama reefer container kalau dia di pelabuhan laut. Yang kedua di penerbangan adalah jadwal penerbangan atau connecting flight,” kata Arif, saat ditemui, Rabu (22/7/2020).

Kendala terkait konektivitas jadwal penerbangan tersebut, kata Arif, akibat adanya perubahan jadwal penerbangan internasional dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia. “Kemarin sudah bagus, dari sini (Palu-Jakarta) lanjut ke Osaka juga Garuda. Tapi baru-baru ini Garuda berubah lagi flight-nya. Jadi terkendala lagi kita punya pengambilan dari pihak eksportir dari nelayan, sehingga terjadi lagi perdagangan antarpulau. Tetap ekspor, tapi dari daerah lain. Itu yang jadi persoalan,” jelasnya.

Ia menuturkan bahwa saat ini pihak-pihak terkait bersama para eksportir sedang menunggu jadwal penerbangan kembali normal.

Meski begitu, pihak eksportir tetap konsisten mencari jalan keluar untuk memuluskan upaya ekspor dari Sulteng. “Mudah-mudahan semua mau dengan model multi moda, misalnya tetap PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) untuk Sulteng, tapi ada pengurusan dari pelaksana yang ada di Jakarta untuk bisa memfasilitasi. (Biayanya lebih membengkak) kalau ikannya nginap karena masuk reefer container lagi atau bermalam lagi di Jakarta,” pungkasnya. IEA

Pos terkait