LERE, MERCUSUAR – Setelah melalui beberapa tahapan seleksi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu) RI melalui Program Sekolah Penggerak (PSP), sebanyak enam Kepala Sekolah (Kepsek) SD di Kota Palu ditetapkan lulus sebagai kepala sekolah (Kepsek) penggerak.
Enam kepsek penggerak itu adalah, Ni Nyoman Suhermi Kepala SDN 1 Tatura, Dadang Rahman Shidieq Kepala SDN Poboya, Sunarti Kepala SDN 21 Palu, Engelin Tumetel Kepala SDN 6 Palu, Hironimus Kepala SDN Inpres Silae, dan Rosmayanti Kepala SD Islam Khalifah Palu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Ansyar Sutiadi mengatakan, belum lama ini dirinya mengikuti rapat pleno penetapan Kepsek Penggerak. “Alhamdulillah enam kepsek ini berhasil melalui seleksi yang begitu ketat. Kami berharap mereka dapat mengakselerasi peningkatan mutu sekolah,” katanya, Senin (3/5/2021).
Pihaknya mengaku telah menyampaikan beberapa saran kepada Kemendikbud RI secara virtual, diantaranya adalah seleksi program penggerak ini perlu dievaluasi ke depannya.
“Kami meminta agar pemerintah daerah dalam hal ini Disdikbud lebih awal dilibatkan. Sehingga kita bisa mendapatkan kepsek yang betul-betul memiliki kompetensi, diantaranya kepribadian, manajerial, sosial, kewirausahaan, dan lainnya,” terangnya.
Menurutnya, yang lulus program penggerak ini, sekolahnya akan mendapatkan fasilitas sumber daya dalam mengakselerasi peningkatan mutu sekolah.
“Dimulai program penggerak ini pada Tahun Ajaran Baru 2021, sekitar Juli, namun sebelum bulan itu sudah akan ada program-programnya. Nantinya banyak program baru dan fasilitas yang akan didapatkan oleh sekolah itu,” ungkapnya.
Ansyar mengatakan, sekolah-sekolah yang lulus program penggerak akan langsung dapat fasilitas dari Kemendikbud RI untuk peningkatan mutu pendidikannya. Jadi tujuannya adalah untuk mengakselerasi atau percepatan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Sulteng, Muchlis mengatakan, Kemendikbud RI telah mengumumkan sejumlah sekolah di Indonesia, salah satunya Sulteng yang lolos PSP tahap pertama.
“Sebelumnya kami berupaya agar seluruh daerah yang terpilih untuk bisa menjadi percontohan program sekolah penggerak, agar mendaftarkan seluruh sekolah yang ada di Sulteng, dari ratusan sekolah yang mendaftar hanya ada 99 sekolah yang berhasil lolos pada tahap pertama. Kami berharap mereka bisa tetap konsisten untuk mengikuti berbagai seleksi sekolah penggerak,” ujarnya.
Muchlis mengatakan, program itu sangat penting bagi pengembangan pendidikan yang ada di Sulteng, sebab PSP ini merupakan program pemerintah pusat yang wajib dijalankan. “Kiranya dengan adanya sejumlah sekolah yang lolos, bisa memberikan banyak dampak yang baik kepada sekolah lainnya,” katanya.
Muchlis mengaku, tidak bisa memaksakan seluruh sekolah untuk lolos, karena seluruh seleksi dilaksanakan secara nasional.
“Kami hanya sebatas menyarankan dan memberikan semangat, agar seluruh sekolah bisa mendaftarkan diri untuk bisa menjadi sekolah penggerak,”tutupnya. UTM